Thursday, January 24, 2013

Tugas Analisa Kepemimpinan Tokoh



Tugas Analisa Kepemimpinan Tokoh

Dahlan Iskan
Dahlan Iskan (lahir di Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951; umur 61 tahun), Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia yang memiliki 134 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan diIndonesia.
Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta. Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru. Sejak awal 2009, Dahlan adalah sebagai Komisaris PT Fangbian Iskan Corporindo (FIC) yang akan memulai pembangunan Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) pertengahan tahun ini. SKKL ini akan menghubungkan Surabaya di Indonesia dan Hong Kong, dengan panjang serat optik 4.300 kilometer. Pada akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. Semenjak memimpin PLN, Dahlan membuat beberapa gebrakan diantaranya bebas byar pet se Indonesia dalam waktu 6 bulan, gerakan sehari sejuta sambungan. Dahlan juga berencana membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Sebelumnya, tahun 2010 PLN telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan. Pada tanggal 17 Oktober 2011, Dahlan Iskan ditunjuk sebagai pengganti Menteri BUMN yang menderita sakit. Ia terisak dan terharu begitu dirinya dipanggil menjadi menteri BUMN karena ia berat meninggalkan PLN yang menurutnya sedang pada puncak semangat untuk melakukan reformasi PLN.  Dahlan melaksanakan beberapa program yang akan dijalankan dalam pengelolaan BUMN. Program utama itu adalah restrukturisasi aset dan downsizing (penyusutan jumlah) sejumlah badan usaha. Ihwal restrukturisasi masih menunggu persetujuan Menteri Keuangan. Beberapa kinerjanya disorot. Dahlan gagal membawa lima perusahaan BUMN untuk melepas saham perdana (initial public offering/IPO) di lantai bursa. Adapun, berkat kepemimpinannya, BUMN dinilai bersih dari korupsi oleh masyarakat juga merupakan kinerja dan keberhasilannya membangun BUMN. Beliau juga giat mendukung program mobil nasional yang berpenggerak listrik. Namun pada tanggal 5 Januari 2013, beliau mengalami kecelakaan saat mengendarai mobil listrik Tucuxi di kawasan Tawangmangu, Jawa Timur. Dahlan Iskan selamat, namun mobilnya rusak parah.

 
Analisa Kepemimpinan
Sejak diangkat menjadi Menteri BUMN, Oktober 2011 (bahkan sejak menjabat Dirut PLN), Dahlan Iskan memiliki keunikan dalam memimpin yang berbeda layaknya pemimpin lainnya. Ia mengundang direktur BUMN hanya untuk rapat, bukan urusan lain. Ia mengintensifkan komunikasi lewat BBM, jadi menghemat sejumlah sumber daya: waktu, bensin, biaya makan. Dahlan juga pernah naik kereta commuter line. Di kereta yang sesak, ia berusaha menyerap aspirasi penumpang. Yang bikin heboh, pagi-pagi Dahlan membuka pintu tol karena petugas jaga belum datang sementara antrian kendaraan sudah panjang. Dahlan tampaknya tengah mengusik zona-zona kenyamanan yang membikin roda aktivitas kementerian maupun BUMN tak berjalan selayaknya. Ia menganggu manajemen perusahaan yang mungkin sudah merasa puas atas capaian kinerja mereka. Padahal, di mata Dahlan, kinerja itu belum optimal dan masih bisa didongkrak. Sebuah bank yang ditugasi memasarkan produk e-toll dikritik oleh Dahlan, dan dalam hitungan hari promosi e-toll muncul begitu gencar di koran. Seperti halnya ia membuka pintu tol agar antrian tidak bertumpuk dan lalu lintas berjalan lancar, Dahlan tengah mencari titik-titik yang menyumbat kelancaran kerja BUMN. Langkahnya mungkin menyengat, tapi ia sebenarnya tengah mengajak berbagai pihak untuk menemukan jalan keluarnya dengan lebih cepat dan tepat. Terjun langsung ke lapangan membuatnya lebih cepat memahami apa masalahnya ketimbang melulu duduk di belakang meja. Gaya Dahlan itu menimbulkan efek kejut bagi direksi BUMN. Sebagian di antara mereka sudah mulai terusik. Ada BUMN yang melakukan langkah konkret untuk mengurangi kerugian dengan memulai efisiensi dari jajaran direksinya sendiri. Contohnya, bila biasanya direksi terbang memakai kelas bisnis, kini menggunakan kelas ekonomi. Tunjangan lainnya juga dihemat. Kantor yang semula menyewa pindah ke bangunan aset perusahaan. Toh, fungsi tetap berjalan dengan baik. Ketika cara-cara biasa dalam menjalankan roda perusahaan lamban, memang dibutuhkan terobosan untuk menembus mempercepat jalannya roda. Pengalaman Dahlan sebagai pengusaha dan jurnalis agaknya memengaruhi gayanya dalam memimpin kementerian BUMN. Ia mempraktikkan apa yang mungkin terkesan sebagai ‘break the rule’, tapi ‘the rule’ dalam konteks ini lebih kepada pengertian ‘kebiasaan’ dalam mengelola perusahaan, bukan aturan formal legal. Dahlan tengah menggugat kebiasaan dan nilai-nilai yang justru menghambat perkembangan perusahaan, seperti birokrasi. Sesekali Dahlan mungkin tersandung atau diganggu oleh mereka yang merasa terusik. Tapi, Dahlan lebih baik jalan terus karena gaya dia bisa membangunkan manajemen yang selama ini merasa perusahaannya sudah di atas angin. Dibutuhkan cara-cara yang tidak biasa untuk menyadarkan orang sehingga ia terbangun.

               http://id.wikipedia.org/wiki/Dahlan_Iskan

No comments:

Post a Comment