Tugas Analisa Kepemimpinan Tokoh
Dahlan Iskan
Dahlan Iskan (lahir di Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951; umur 61
tahun), Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu
hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat
kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di
Indonesia yang memiliki 134 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40
jaringan percetakan diIndonesia.
Pada tahun
1997 ia berhasil
mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta. Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam
dan Riau TV di
Pekanbaru.
Sejak awal
2009, Dahlan adalah sebagai Komisaris PT Fangbian Iskan Corporindo (FIC) yang
akan memulai pembangunan Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) pertengahan
tahun ini. SKKL ini akan menghubungkan Surabaya di Indonesia dan Hong Kong,
dengan panjang serat optik 4.300 kilometer. Pada akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi
direktur utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama
kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. Semenjak memimpin
PLN, Dahlan membuat beberapa gebrakan diantaranya bebas byar pet se Indonesia
dalam waktu 6 bulan, gerakan sehari sejuta sambungan. Dahlan juga berencana
membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Sebelumnya, tahun 2010 PLN telah
berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda,
Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan
Citrawangan. Pada tanggal 17 Oktober 2011, Dahlan
Iskan ditunjuk sebagai pengganti Menteri BUMN yang menderita sakit. Ia terisak
dan terharu begitu dirinya dipanggil menjadi menteri BUMN karena ia berat
meninggalkan PLN yang menurutnya sedang pada puncak semangat untuk melakukan
reformasi PLN. Dahlan melaksanakan beberapa program yang akan dijalankan
dalam pengelolaan BUMN. Program utama itu adalah restrukturisasi aset dan downsizing
(penyusutan jumlah) sejumlah badan usaha. Ihwal restrukturisasi masih menunggu
persetujuan Menteri Keuangan. Beberapa kinerjanya disorot. Dahlan gagal membawa
lima perusahaan BUMN untuk melepas saham perdana (initial public offering/IPO)
di lantai bursa. Adapun, berkat kepemimpinannya, BUMN dinilai bersih dari
korupsi oleh masyarakat juga merupakan kinerja dan keberhasilannya membangun
BUMN. Beliau juga giat mendukung program mobil nasional yang berpenggerak
listrik. Namun pada tanggal 5 Januari
2013, beliau
mengalami kecelakaan saat mengendarai
mobil listrik Tucuxi di
kawasan Tawangmangu, Jawa Timur. Dahlan Iskan
selamat, namun mobilnya rusak parah.
Analisa Kepemimpinan
Sejak
diangkat menjadi Menteri BUMN, Oktober 2011 (bahkan sejak menjabat Dirut PLN),
Dahlan Iskan memiliki keunikan dalam memimpin yang berbeda layaknya pemimpin
lainnya. Ia mengundang direktur BUMN hanya untuk rapat, bukan urusan lain. Ia
mengintensifkan komunikasi lewat BBM, jadi menghemat sejumlah sumber daya:
waktu, bensin, biaya makan. Dahlan juga pernah naik kereta commuter line.
Di kereta yang sesak, ia berusaha menyerap aspirasi penumpang. Yang bikin
heboh, pagi-pagi Dahlan membuka pintu tol karena petugas jaga belum datang
sementara antrian kendaraan sudah panjang. Dahlan tampaknya tengah mengusik
zona-zona kenyamanan yang membikin roda aktivitas kementerian maupun BUMN tak
berjalan selayaknya. Ia menganggu manajemen perusahaan yang mungkin sudah
merasa puas atas capaian kinerja mereka. Padahal, di mata Dahlan, kinerja itu
belum optimal dan masih bisa didongkrak. Sebuah bank yang ditugasi memasarkan
produk e-toll dikritik oleh Dahlan, dan dalam hitungan hari promosi e-toll
muncul begitu gencar di koran. Seperti halnya ia membuka pintu tol agar antrian
tidak bertumpuk dan lalu lintas berjalan lancar, Dahlan tengah mencari
titik-titik yang menyumbat kelancaran kerja BUMN. Langkahnya mungkin menyengat,
tapi ia sebenarnya tengah mengajak berbagai pihak untuk menemukan jalan
keluarnya dengan lebih cepat dan tepat. Terjun langsung ke lapangan membuatnya
lebih cepat memahami apa masalahnya ketimbang melulu duduk di belakang meja. Gaya
Dahlan itu menimbulkan efek kejut bagi direksi BUMN. Sebagian di antara mereka
sudah mulai terusik. Ada BUMN yang melakukan langkah konkret untuk mengurangi
kerugian dengan memulai efisiensi dari jajaran direksinya sendiri. Contohnya,
bila biasanya direksi terbang memakai kelas bisnis, kini menggunakan kelas
ekonomi. Tunjangan lainnya juga dihemat. Kantor yang semula menyewa pindah ke
bangunan aset perusahaan. Toh, fungsi tetap berjalan dengan baik. Ketika
cara-cara biasa dalam menjalankan roda perusahaan lamban, memang dibutuhkan
terobosan untuk menembus mempercepat jalannya roda. Pengalaman Dahlan sebagai
pengusaha dan jurnalis agaknya memengaruhi gayanya dalam memimpin kementerian
BUMN. Ia mempraktikkan apa yang mungkin terkesan sebagai ‘break the rule’,
tapi ‘the rule’ dalam konteks ini lebih kepada pengertian ‘kebiasaan’
dalam mengelola perusahaan, bukan aturan formal legal. Dahlan tengah menggugat
kebiasaan dan nilai-nilai yang justru menghambat perkembangan perusahaan,
seperti birokrasi. Sesekali Dahlan mungkin tersandung atau diganggu oleh mereka
yang merasa terusik. Tapi, Dahlan lebih baik jalan terus karena gaya dia bisa
membangunkan manajemen yang selama ini merasa perusahaannya sudah di atas
angin. Dibutuhkan cara-cara yang tidak biasa untuk menyadarkan orang sehingga
ia terbangun.
No comments:
Post a Comment