Komunikasi
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam
kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di
dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan
dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan
surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui
secara sosial. Orientasinya bukan
pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Dalam organisasi atau perusahaan,
seorang manajer berfungsi sebagai pusat informasi. Ia mengembangkan pusat
informasi bagi kepentingan organisasinya. Seorang manajer juga harus menyesuaikan
penyampaian pesannya kepada peranannya yang sedang dilakukannya. Hal itu untuk
membangun sebuah link yang bias saling terhubung satu dengan lainnya. Dalam
hubungan ini, Henry Mintzberg seorang profesor manajemen pada McGill University
di Montreal-Kanada, menyatakan wewenang formal seorang manajer menyebabkan
timbulnya tiga peranan: peranan antarpersona, peranan informasi,dan peranan
memutuskan.
Peranan antarpersona seorang manajer meliputi tiga hal.
1. Peranan tokoh. Kedudukan sebagai kepala suatu unit organisasi, membuat seorang manajer melakukan tugas yang bersifat keupacaraan. Karena ia merupakan seorang tokoh, maka selain memimpin berbagai upacara di kantornya, ia juga diundang oleh pihak luar untuk menghadiri berbagai upacara. Dalam peranan ini seorang manajer berkesempatan untuk memberikan penerangan, penjelasan, imbauan, ajakan, dan lain-lain.
Peranan antarpersona seorang manajer meliputi tiga hal.
1. Peranan tokoh. Kedudukan sebagai kepala suatu unit organisasi, membuat seorang manajer melakukan tugas yang bersifat keupacaraan. Karena ia merupakan seorang tokoh, maka selain memimpin berbagai upacara di kantornya, ia juga diundang oleh pihak luar untuk menghadiri berbagai upacara. Dalam peranan ini seorang manajer berkesempatan untuk memberikan penerangan, penjelasan, imbauan, ajakan, dan lain-lain.
2. Peranan pimpinan. Sebagai pemimpin, seorang manajer bertanggung jawab atas lancar-tidaknya pekerjaan yang dilakukan bawahannya. Beberapa kegiatan bersangkutan langsung dengan kepemimpinannya pada semua tahap manajemen: penentuan kebijaksanaan, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan penilaian. Ada juga kegiatan-kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan kepemimpinannya, antara lain memotivasi para karyawan agar giat bekerja. Untuk melaksanakan kepemimpinananya secara efektif, maka ia harus mampu melaksanakan komunikasi secara efektif. Dalam konteks kepemimpinan, seorang manajer berkomunikasi efektif bila ia mampu membuat para karyawan melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan. Dengan suasana kerja seperti itu akan dapat diharapkan hasil yang memuaskan.
3. Peranan penghubung. Dalam peranan sebagai penghubung, seorang manajer melakukan komunikasi dengan orang-orang di luar jalur komando vertikal, baik secara formal maupun secara tidak formal.
Peranan informasi.
1. Peranan monitor. Dalam melakukan peranannya sebagai monitor, manajer memandang lingkungan sebagai sumber informasi. Ia mengajukan berbagai pertanyaan kepada rekan-rekannya atau kepada bawahannya, dan ia menerima informasi pula dari mereka tanpa diminta berkat kontrak pribadinya yang selalu dibinanya.
2. Peranan penyebar. Dalam peranannya sebagai penyebar ia menerima dan menghimpun informasi dari luar yang penting artinya dan bermanfaat bagi organisasi, untuk kemudian disebarkan kepada bawahannya.
3. Peranan juru bicara. Peranan ini memiliki kesamaan dengan peranan penghubung, yakni dalam hal mengkomunikasikan informasi kepada khalayak luar. Perbedaannya ialah dalam hal caranya: jika dalam peranannya sebagai penghubung ia menyampaikan informasi secara antarpribadi dan tidak selalu resmi, namun dalam peranannya sebagai juru bicara tidak selamanya secara kontak pribadi, tetapi selalu resmi. Dalam peranannya sebagai juru bicara itu ia juga harus mengkomunikasikan informasi kepada orang-orang yang berpengaruh yang melakukan pengawasan terhadap organisasinya. Kepada khayalak di luar organisasinya. Ia meyakinkan khalayak bahwa organisasi yang dipimpinnya telah melakukan tanggung jawab sosial sebagaimana mestinya. Ia meyakinkan pula para pejabat pemerintah bahwa organisasinya berjalan sesuai dengan peraturan sebagaimana mestinya.
Peranan memutuskan.
Seorang manajer memegang peranan yang sangat penting dalam sistem pengambilan keputusan dalam organisasinya. Ada empat peranan yang dicakup pada peranan ini.
1. Peranan wiraswasta. Seorang manajer berusaha memajukan organisasinya dan mengadakan penyesuaian terhadap perubahan kondisi lingkungannya. Ia senantiasa memandang ke depan untuk mendapatkan gagasan baru. Jika sebuah gagasan muncul, maka ia mengambil prakarsa untuk mengembangkan sebuah proyek yang diawasinya sendiri atau didelegasikannya kepada bawahannya.
2. Peranan pengendali gangguan. Seorang manajer berusaha sebaik mungkin menanggapi setiap tekanan yang menimpa organisasi, seperti buruh mogok, para pelanggan menghilang, dsb.
3. Peranan penentu sumber. Seorang manajer bertanggung jawab untuk memutuskan pekerjaan apa yang harus dilakukan, siapa yang akan melaksanakan, dan bagaimana pembagian pekerjaan dilangsungkan. Manajer juga mempunyai kewenangan mengenai pengambilan keputusan penting sebelum implementasi dijalankan. Dengan kewenangan itu, manajer dapat memastikan bahwa keputusan-keputusan yang berkaitan semuanya berjalan melalui pemikiran tunggal .
4. Peranan perunding. Manajer melakukan peranan perunding bukan saja mengenai hal-hal yang resmi dan langsung berhubungan dengan organisasi, melainkan juga tentang hal-hal yang tidak resmi dan tidak langsung berkaitan dengan kekayaan. Bagi manajer, perundingan merupakan gaya hidup karena hanya ialah yang mempunyai kewenangan untuk menanggapi sumber-sumber organisasional pada waktu yang tepat dan hanya ialah yang merupakan pusat jaringan informasi yang sangat diperlukan bagi perundingan yang penting.
Sedangkan
komunikasi dalam organisasi atau perusahaan dimana organisasi/ perusahaan
sangat tergantung kepada komunikasi dalam mencapai tujuannya. Suatu hasil
penelitian yang dilakukan oleh J. Michael Sproul menunjukkan bahwa orang-orang
dalam organisasi menggunakan 69 % dari hari-hari kerja mereka untuk melakukan
komunikasi verbal, baik itu berbicara, mendengarkan, menulis, ataupun membaca.
Tetapi tidak berarti bahwa bentuk komunikasi yang lain, yaitu komunikasi non
verbal tidak penting bagi suatu organisasi.
Menurut Moore
(1988:89) pada pokoknya komunikasi adalah: pusat dan minat dari suatu situasi
perilaku dimana suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada seorang penerima
dengan tujuan mempengaruhi perilaku si penerima. Di dalam suatu organisasi
ternyata komunikasi sangat memegang peranan penting, karena komunikasi adalah
alat yang dapat digunakan oleh semua pihak. Tinggal bagaimana suatu pihak
mempergunakan dengan tepat , jika komunikasi yang disampaikan tidak tepat maka
akan terjadi kesalahpahaman antara pemberi dan penerima pesan. Komunikasi di
dalam perusahaan atau organisasi terdiri dari:
1.Komunikasi
Vertikal
Yaitu
komunikasi dari atas ke bawah, dan dari bawah ke atas. Yaitu komunikasi dari
pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan. Atasan memberi
instruksi-instruksi kepada karyawan baik secara formal dan non formal, dalam
hal ini bawahan memberikan laporan-laporan , saran-saran dan
pengaduan-pengaduan kepada pimpinan.
2. Komunikasi
Horizontal
Komunikasi ini
sifatnya mendatar, yang terjadi antar anggota, staf, karyawan dengan karyawan,
mahasiswa dengan mahasiswa. Komunikasi ini sifatnya lebih non formal, meski ada
yang formal juga.
3. Komunikasi
Diagonal
Komunikasi ini
menunjukkan hubungan-hubungan dengan orang-orang yang mempunyai status lebih
tinggi atau lebih rendah.
Cara Meningkatkan Keterampilan
Komunikasi
Keterampilan
komunikasi yang diperlukan dalam komunikasi bisnis:
- Membaca
- Mendengarkan
- Percakapan
- Wawancara
- Diskusi
Kelompok
- Pidato dan
Presentasi
- Menulis
Dan yang dimaksud komunikasi bisnis adalah, komunikasi
yang digunakan dalam dunia bisnis, mencakup berbagai macam bentuk komunikasi
baik komunikasi verbal maupun non verbal.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan
organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia
yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi
mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode
dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya,
faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi
pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya
menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan
jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan
memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.
Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi
adalah sebagai berikut:
- Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
- Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
- Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
- Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
Kesimpulan
Komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting agar
tidak terjadinya salah penyampaian informasi antar anggota dalam suatu
organisasi dan agar tercapainya tujuan tertentu.Sebuah interaksi yang bertujuan
untuk menyatukan dan mensikronkan seluruh aspek untuk kepentingan bersama
sangat dibutuhkan dalam sebuah tujuan berorganisasi. Dengan kata lain, tanpa
adanya sebuah interaksi yang baik niscaya sebuah organisasi tidak akan mencapai
tujuannya. Interaksi disini adalah mutlak meliputi seluruh anggota organisasi
yang dapat berupa penyampaian-penyampaian informasi, instruksi tugas kerjaatau
mungkin pembagian tugas kerja. Interaksi sebenarnya adalah proses hubungan
komunikasi antara 2 orang atau lebih dimana orang yang satu bertindak sebagai
pemberi informasi dan orang yang lain berperan sebagai penerima informasi.
Intinya, korelasinya harus melibatkan dan terfokus kepada orang-orang itu sendiri
dalam suatu organisasi. komunikasi sangatlah penting dalam sebuah organisai atau
perusahaan hal itu di buktikan dengan berbagai lembaga menerapkan system komunikasi
yang tepat dan benar agar bias menjalankan sebuah system yang sedang berjalan
didalam organisasi tersebut. Dengan hal ini perlu harus di garis bawahi untuk pimpinan
sebuah organisasi, karena seorang pemimpin adalah ujung tombang sebuah organisasi
dimana ia sentral dari perintah yang harus di turunkan kepada setiap divisi
dalam struktur organisasinya. Seorang pemimpin harus pandai dalam berkomunikasi
agar bisa di mengerti oleh bawahannya agar tidak menjadi penghambat kerja para
divisi yang mendapatkan perintah. Komunikasi adalah saranan yang sangat penting
dan berpengaruh tanpa adanya komunikasi yang baik maka tidak akan berjalan
dengan baik pula apa yang telah di jadikannya misi dan visi sebuah organisasi
terlebih ketika dalam perusahaan komunikasinya pasif hal itu sangat menghambat
kinerja dan dan dapat menjadi sebuah penyelwengan informasi, dampak buruknya
akan timbul masalah masalah yang di karenakan beda pendapat dalam
menterjemahkan maksut informasi tersebut.
Sumber
Senin, 15 November 2010, http://indahdear.blogspot.com/2010/11/peran-komunikasi-dalam-perusahaan.html, Indah Amalia, Peran Komunikasi Dalam Perusahaan
07 Februari
2013, http://www.hrcentro.com/artikel/Peranan_Komunikasi_dalam_Organisasi__130207.html,Tris
Susanti Dewi, Peranan Komunikasi dalam Organisasi
No comments:
Post a Comment