ini lagi ada mitos yang keren abis..... kagak pernah luntur juga walau sudah di tahun 2012 .....sejak kecil memang gue selalu menghayal nih bakal nemuin pulau baru dan gue singahi.... gue bebas lakuin apa saja di dalam pulau itu tanpa melarang nya..heheheh hayalan tingkat tinggi waktu bocah tuh. nih sekarang artikel Atlantis yang memang fenomenal. silahkan simak.
Atalantis, atau Atlantika (bahasa Yunani: Ἀτλαντὶς νῆσος,
"pulau Atlas") adalah pulau legendaris yang pertama kali disebut oleh
Plato dalam buku Timaeus dan Critias. Dalam catatannya, Plato menulis bahwa
Atlantis terhampar "di seberang pilar-pilar Herkules", dan memiliki
angkatan laut yang menaklukan Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu
Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis
tenggelam ke dalam samudra "hanya dalam waktu satu hari satu malam".
Atlantis umumnya dianggap sebagai mitos yang dibuat oleh Plato untuk
mengilustrasikan teori politik. Meskipun fungsi cerita Atlantis terlihat jelas
oleh kebanyakan ahli, mereka memperdebatkan apakah dan seberapa banyak catatan
Plato diilhami oleh tradisi yang lebih tua. Beberapa ahli mengatakan bahwa
Plato menggambarkan kejadian yang telah berlalu, seperti letusan Thera atau
perang Troya, sementara lainnya menyatakan bahwa ia terinspirasi dari peristiwa
kontemporer seperti hancurnya Helike tahun 373 SM atau gagalnya invasi Athena
ke Sisilia tahun 415-413 SM.Masyarakat sering membicarakan keberadaan Atlantis
selama Era Klasik, namun
umumnya tidak mempercayainya dan
kadang-kadang menjadikannya bahan lelucon. Kisah Atlantis kurang diketahui pada
Abad Pertengahan, namun, pada era modern, cerita mengenai Atlantis ditemukan
kembali. Deskripsi Plato menginspirasikan karya-karya penulis zaman
Renaissance, seperti "New Atlantis" karya Francis Bacon. Atlantis
juga memengaruhi literatur modern, dari fiksi ilmiah hingga buku komik dan
film. Namanya telah menjadi pameo untuk semua peradaban prasejarah yang maju
(dan hilang).
Dengan
teori continental drift secara luas diterima selama tahun 1960-an, kebanyakan
teori "Benua Hilang" Atlantis mulai menyusut popularitasnya. Beberapa
teoris terkini mengusulkan bahwa elemen cerita Plato berasal dari mitologi
awal.
Citra
satelit Santorini dari udara. Tempat ini merupakan salah satu dari banyak
tempat yang diduga sebagai lokasi Atlantis.
berdasarkan
fisika atau lainnya. Banyak tempat usulan yang memiliki kemiripan karakteristik
dengan kisah Atlantis (air, bencana besar, periode waktu yang relevan), tetapi
tidak ada yang berhasil dibuktikan sebagai kisah sejarah Atlantis yang
sesungguhnya.
Atlantis berada pada pulau yang
telah tenggelam di Eropa Utara, termasuk Swedia (oleh Olof Rudbeck di Atland,
1672–1702), atau di Laut Utara. Beberapa telah mengusulkan Al-Andalus atau
Irlandia sebagai lokasi.Kepulauan Canary juga dinyatakan sebagai lokasi yang
mungkin, sebelah barat selat Gibraltar tetapi dekat dengan Laut Tengah. Berbagai
kepulauan di Atlantik juga dinyatakan sebagai lokasi yang mungkin, terutama
Kepulauan Azores. Pulau Spartel yang telah tenggelam di selat Gibraltar juga
telah diusulkan.
Antarktika,
Indonesia, dibawah Segitiga Bermuda, dan Laut Karibia telah diusulkan sebagai
lokasi Atlantis. Kisah benua "Kumari Kandam" yang hilang di India
telah menginspirasi beberapa orang untuk menggambarkannya secara paralel dengan
Atlantis. Menurut Ignatius L. Donnelly dalam bukunya, Atlantis: The
Antediluvian World, terdapat hubungan antara Atlantis dan Aztlan (tempat
tinggal nenek moyang suku Aztek). Ia mengklaim bahwa suku Aztek menunjuk ke
timur Karibia sebagai bekas lokasi Aztlan.
Lokasi
yang diduga sebagai lokasi Atlantis adalah:
Al-Andalus
Kreta dan Santorini
Turki
Di dekat Siprus
Timur Tengah
Malta
Sardinia
Troya
Antarktika
Australia
Kepulauan Azores
Tepi Bahama dan Karibia
Bolivia
Laut Hitam
Inggris
Irlandia
Kepulauan Canary dan Tanjung Verde
Denmark
Finlandia
Indonesia
Isla de la Juventud dekat Kuba
Meksiko
Laut Utara
Estremadura, Portugal
Swedia
Catatan Plato
Dua dialog Plato, Timaeus dan Critias, yang ditulis pada
tahun 360 SM, berisi referensi pertama Atlantis. Plato tidak pernah
menyelesaikan Critias karena alasan yang tidak diketahui; namun, ahli
yang bernama Benjamin Jowett, dan beberapa ahli lain, berpendapat bahwa Plato
awalnya merencanakan untuk membuat catatan ketiga yang berjudul Hermocrates. John
V. Luce mengasumsikan bahwa Plato setelah mendeskripsikan asal usul dunia dan
manusia dalam Timaeus, dan juga komunitas sempurna Athena kuno dan
keberhasilannya dalam mempertahankan diri dari serangan Atlantis dalam Critias
akan membahas strategi peradaban Helenik selama konflik mereka dengan
bangsa barbar sebagai subyek diskusi dalam Hermocrates.
Empat tokoh yang muncul dalam kedua catatan tersebut adalah politikus
Critias dan Hermocrates dan juga filsuf Socrates dan Timaeus, meskipun hanya
Critias yang berbicara mengenai Atlantis. Walaupun semua tokoh tersebut
merupakan tokoh bersejarah (hanya tiga tokoh pertama yang dibawa), catatan
tersebut mungkin merupakan karya fiksi Plato. Dalam karya tertulisnya, Plato
menggunakan dialog Socrates untuk mendiskusikan posisi yang saling berlawanan
dalam hubungan prakiraan.
Catatan kuno lainnya
Selain Timaeus dan Critias, tidak terdapat catatan kuno mengenai
Atlantis, yang berarti setiap catatan mengenai Atlantis lainnya berdasarkan
dari catatan Plato.
Banyak filsuf kuno menganggap Atlantis sebagai kisah fiksi, termasuk
(menurut Strabo) Aristoteles. Namun, terdapat filsuf, ahli geografi dan
sejarawan yang percaya akan keberadaan Atlantis.Filsuf Crantor, murid dari
murid Plato, Xenocrates, mencoba menemukan bukti keberadaan Atlantis. Karyanya,
komentar mengenai Timaeus, hilang, tetapi sejarawan kuno lainnya,
Proclus, melaporkan bahwa Crantor berkelana ke Mesir dan menemukan kolom dengan
sejarah Atlantis tertulis dalam huruf heroglif.Plato tidak pernah menyebut
kolom tersebut. Menurut filsuf Yunani, Solon melihat kisah Atlantis dalam
sumber yang berbeda yang dapat "diambil untuk diberikan". Bagian lain dari komentar
abad ke-5 Proclus mengenai Timaeus memberi deskripsi geografi Atlantis. Menurut
mereka, terdapat tujuh pulau di laut tersebut pada saat itu, tanah suci untuk
Persephone, dan juga tiga lainnya dengan besar yang sangat besar, salah satunya
tanah suci untuk Pluto, lainnya untuk Ammon, dan terakhir di antaranya untuk
Poseidon, dengan luas ribuan stadia. Penduduknya mereka menambah memelihara
ingatan dari nenek moyang mereka mengenai pulau besar Atlantis yang pernah ada
dan telah berkuasa terhadap semua pulau di laut Atlantik dan suci untuk
Poseidon. Kini, hal tersebut telah ditulis Marcellus dalam Aethiopica".
Marcellus masih belum diidentifikasi. Sejarawan dan filsuf kuno lainnya yang
mempercayai keberadaan Atlantis adalah Strabo dan Posidonius.
Catatan
Plato mengenai Atlantis juga telah menginspirasi beberapa imitasi parodik:
hanya beberapa dekade setelah Timaeus dan Critias, sejarawan
Theopompus dari Chios menulis mengenai wilayah yang disebut Meropis. Deskripsi
wilayah ini ada pada Buku 8 Philippica, yang berisi dialog antara Raja
Midas dan Silenus, teman dari Dionysus. Silenus mendeskripsikan Bangsa Meropid,
ras manusia yang tumbuh dua kali dari ukuran tubuh biasa, dan menghuni dua kota
di pulau Meropis (Cos?): Eusebes (Εὐσεβής, "kota Pious")
dan Machimos (Μάχιμος, "kota-Pertempuran"). Ia
juga melaporkan bahwa angkatan bersenjata sebanyak sepuluh juta tentara
menyebrangi samudra untuk menaklukan Hyperborea, tetapi meninggalkan proposal
ini ketika mereka menyadari bahwa bangsa Hyperborea adalah bangsa terberuntung
di dunia. Heinz-Günther Nesselrath menyatakan bahwa cerita Silenus merupakan
jiplakan dari kisah Atlantis, untuk alasan membongkar ide Plato untuk mengejek.
Zoticus, seorang filsuf Neoplatonis pada abad ke-3, menulis puisi berdasarkan
catatan Plato mengenai Atlantis.
Sejarawan
abad ke-4, Ammianus Marcellinus, berdasarkan karya Timagenes (sejarawan abad
ke-1 SM) yang hilang, menulis bahwa Druid dari Galia mengatakan bahwa sebagian
penduduk Galia bermigrasi dari kepulauan yang jauh. Catatan Ammianus dianggap
oleh sebagian orang sebagai klaim bahwa ketika Atlantis tenggelam, penduduknya
mengungsi ke Eropa Barat; tetapi Ammianus mengatakan bahwa ―Drasidae (Druid)
menyebut kembali bahwa sebagian dari penduduk merupakan penduduk asli, tetapi
lainnya juga bermigrasi dari kepulauan dan wilayah melewati Rhine" (Res
Gestae
15.9), tanda bahwa imigran datang
ke Galia dari utara dan timur, tidak dari Samudra Atlantik.
Risalah
Ibrani mengenai perhitungan astronomi pada tahun 1378/79, yang merupakan
parafrase karya Islam awal yang tidak diketahui, menyinggung mitologi Atlantis
dalam diskusi mengenai penentuan titik nol kalkulasi garis bujur.
Catatan
modern
Peta
menunjukan wilayah kekuasaan Kekaisaran Atlantis. Peta dibuat oleh Ignatius L.
Donnelly. Novel Francis Bacon tahun 1627, The New Atlantis (Atlantis Baru),
mendeskripsikan komunitas utopia yang disebut Bensalem, terletak di pantai
barat Amerika. Karakter dalam novel ini memberikan sejarah Atlantis yang mirip dengan
catatan Plato. Tidak jelas apakah Bacon menyebut Amerika Utara atau Amerika
Selatan. Novel Isaac Newton tahun 1728, The Chronology of the Ancient
Kingdoms Amended (Kronologi Kerajaan Kuno Berkembang), mempelajari berbagai
hubungan mitologi dengan Atlantis.
Pada
pertengahan dan akhir abad ke-19, beberapa sarjana Mesoamerika, dimulai dari
Charles Etienne Brasseur de Bourbourg, dan termasuk Edward Herbert Thompson dan
Augustus Le Plongeon, menyatakan bahwa Atlantis berhubungan dengan peradaban
Maya dan Aztek.
Pada tahun 1882, Ignatius L.
Donnelly mempublikasikan Atlantis: the Antediluvian World. Karyanya menarik
minat banyak orang terhadap Atlantis. Donnelly mengambil catatan Plato mengenai
Atlantis dengan serius dan menyatakan bahwa semua peradaban kuno yang diketahui
berasal dari kebudayaan Neolitik tingginya. Selama akhir abad ke-19, ide
mengenai legenda Atlantis digabungkan dengan cerita-cerita "benua
hilang" lainnya, seperti Mu dan Lemuria. Helena Blavatsky, "Nenek
Pergerakan Era Baru", menulis dalam The Secret Doctrine (Doktrin Rahasia),
bahwa bangsa Atlantis adalah pahlawan budaya (kontras pada Plato yang
mendeskripsikan mereka sebagai masalah militer), dan "Akar Ras" ke-4,
yang diteruskan oleh "Ras Arya". Rudolf Steiner menulis evolusi
budaya Mu atau Atlantis. Edgar Cayce, pertama kali menyebut Atlantis tahun
1923,[dan
nantinya menjelaskan bahwa lokasi Atlantis berada di Karibia, dan menyatakan
bahwa Atlantis adalah peradaban berevolusi tinggi kuno, kini telah tenggelam,
yang memiliki kapal dan pesawat tempur menggunakan energi dalam bentuk kristal
energi misterius. Ia juga memprediksi bahwa sebagian dari Atlantis akan naik ke
permukaan tahun 1968 atau 1969. Jalan Bimini, yang ditemukan oleh Dr.J Manson
Valentine, merupakan formasi batu tenggelam yang terlihat seperti jalan di
sebelah utara Kepulauan Bimini Utara. Jalan ini ditemukan pada tahun 1968 dan
diklaim sebagai bukti peradaban yang hilang dan kini masih diteliti.
Telah
diklaim bahwa sebelum era Eratosthenes tahun 250 SM, penulis Yunani menyatakan
bahwa lokasi Pilar-pilar Herkules berada di Selat Sisilia, namun tidak terdapat
bukti yang cukup untuk membuktikan hal tersebut. Menurut Herodotus (circa 430
SM), ekspedisi Finisi telah berlayar mengitari Afrika atas perintah firaun
Necho, berlayar ke selatan Laut Merah dan Samudera Hindia dan bagian utara di
Atlantik, memasuki kembali Laut Tengah melalui Pilar Hercules. Deskripsinya di
Afrika barat laut menjelaskan bahwa ia melokasikan Pilar Hercules dengan tepat
di tempat pilar Hercules berada saat ini. Kepercayaan bahwa pilar Hercules yang
telah diletakan di Selat Sisilia menurut Eratosthenes, telah dikutip dalam
beberapa teori Atlantis.
Ide Nasionalis
Konsep Atlantis menarik
perhatian teoris Nazi. Pada tahun 1938, Heinrich Himmler mengorganisir
pencarian di Tibet
untuk menemukan sisa bangsa Atlantis putih. Menurut Julius Evola (Revolt
Against the Modern World, 1934), bangsa Atlantis adalah manusia super (Übermensch)
Hyperborea—Nordik yang berasal dari Kutub Utara (lihat Thule). Alfred Rosenberg (The Myth of the
Twentieth Century, 1930) juga berbicara mengenai kepala ras
"Nordik-Atlantis" atau "Arya-Nordik"
Timaeus dimulai dengan pembukaan, diikuti dengan catatan pembuatan dan struktur
alam semesta dan peradaban kuno. Dalam bagian pembukaan, Socrates merenungkan
mengenai komunitas yang sempurna, yang dideskripsikan dalam Republic karya
Plato, dan berpikir apakah ia dan tamunya dapat mengingat sebuah cerita yang
mencontohkan peradaban seperti itu.
Pada buku Timaeus, Plato berkisah: Di hadapan Selat Mainstay Haigelisi,
ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau
lainnya, di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi
laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan
melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan, Atlantis
tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam,
tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban
tinggi, lenyap dalam semalam
|
Critias menyebut kisah yang diduga sejarah yang akan memberikan contoh sempurna, dan diikuti dengan deskripsi Atlantis. Dalam catatannya, Athena kuno mewakili "komunitas sempurna" dan Atlantis adalah musuhnya, mewakili ciri sempurna sangat antitesis yang dideskripsikan dalam Republic. Critias mengklaim bahwa catatannya mengenai Athena kuno dan Atlantis berhaluan dari kunjungan ke Mesir oleh penyair Athena, Solon pada abad ke-6 SM. Di Mesir, Solon bertemu pendeta dari Sais, yang menerjemahkan sejarah Athena kuno dan Atlantis, dicatat pada papiri di heroglif Mesir, menjadi bahasa Yunani. Menurut Plutarch, Solon bertemu dengan "Psenophis Heliopolis, dan Sonchis Saite, yang paling dipelajari dari semua pendeta" (Kehidupan Solon). Karena jarak 500 tahun lebih antara Plutarch dan peristiwa yang bersifat sebagai alasan atau dalih, dan karena informasi ini tidak ada pada Timaeus dan Critias, identifikasi ini dipertanyakan.
memiliki; Poseidon mewarisi wilayah pulau Atlantis. Pulau ini lebih besar daripada Libya kuno dan Asia Kecil yang disatukan, tetapi akan tenggelam karena gempa bumi dan menjadi sejumlah lumpur yang tak dapat dilewati, menghalangi perjalanan menyebrang samudra. Bangsa Mesir mendeskripsikan Atlantis sebagai pulau yang terletak kira-kira 700 kilometer, kebanyakan terdiri dari pegunungan di wilayah utara dan sepanjang pantai, dan melinkungi padang rumput berbentuk bujur di selatan "terbentang dalam satu arah tiga ribu stadia (sekitar 600 km), tetapi di tengah sekitar dua ribu stadia (400 km).
Wanita asli Atlantis bernama Cleito (putri dari Evenor dan Leucippe) tinggal disini. Poseidon jatuh cinta padanya, lalu memperistri gadis muda itu dan melahirkan lima pasang anak laki-laki kembar. Poseidon membagi pulau menjadi 10 wilayah yang masing-masing diserahkan pada 10 anak. Anak tertua, Atlas, menjadi raja atas pulau itu dan samudra disekitarnya (disebut Samudra Atlantik untuk menghormati Atlas). Nama "Atlantis" juga berasal dari namanya, yang berarti "Pulau Atlas".
Poseidon mengukir gunung tempat kekasihnya tinggal menjadi istana dan menutupnya dengan tiga parit bundar yang lebarnya meningkat, bervariasi dari satu sampai tiga stadia dan terpisah oleh cincin tanah yang besarnya sebanding. Bangsa Atlantis lalu membangun jembatan ke arah utara dari pegunungan, membuat rute menuju sisa pulau. Mereka menggali kanal besar ke laut, dan di samping jembatan, dibuat gua menuju cincin batu sehingga kapal dapat lewat dan masuk ke kota di sekitar pegunungan; mereka membuat dermaga dari tembok batu parit. Setiap jalan masuk ke kota dijaga oleh gerbang dan menara, dan tembok mengelilingi setiap cincin kota. Tembok didirikan dari bebatuan merah, putih dan hitam yang berasal dari parit, dan dilapisi oleh kuningan, timah dan orichalcum (perunggu atau kuningan).
Wanita asli Atlantis bernama Cleito (putri dari Evenor dan Leucippe) tinggal disini. Poseidon jatuh cinta padanya, lalu memperistri gadis muda itu dan melahirkan lima pasang anak laki-laki kembar. Poseidon membagi pulau menjadi 10 wilayah yang masing-masing diserahkan pada 10 anak. Anak tertua, Atlas, menjadi raja atas pulau itu dan samudra disekitarnya (disebut Samudra Atlantik untuk menghormati Atlas). Nama "Atlantis" juga berasal dari namanya, yang berarti "Pulau Atlas".
Poseidon mengukir gunung tempat kekasihnya tinggal menjadi istana dan menutupnya dengan tiga parit bundar yang lebarnya meningkat, bervariasi dari satu sampai tiga stadia dan terpisah oleh cincin tanah yang besarnya sebanding. Bangsa Atlantis lalu membangun jembatan ke arah utara dari pegunungan, membuat rute menuju sisa pulau. Mereka menggali kanal besar ke laut, dan di samping jembatan, dibuat gua menuju cincin batu sehingga kapal dapat lewat dan masuk ke kota di sekitar pegunungan; mereka membuat dermaga dari tembok batu parit. Setiap jalan masuk ke kota dijaga oleh gerbang dan menara, dan tembok mengelilingi setiap cincin kota. Tembok didirikan dari bebatuan merah, putih dan hitam yang berasal dari parit, dan dilapisi oleh kuningan, timah dan orichalcum (perunggu atau kuningan).
Menurut Critias, 9.000 tahun sebelum kelahirannya, perang terjadi antara bangsa yang berada di luar Pilar-pilar Herkules (umumnya diduga Selat Gibraltar), dengan bangsa yang tinggal di dalam Pilar. Bangsa Atlantis menaklukan Libya sampai sejauh Mesir dan benua Eropa sampai sejauh Tirenia, dan menjadikan penduduknya budak. Orang Athena memimpin aliansi melawan kekaisaran Atlantis, dan sewaktu aliansi dihancurkan, Athena melawan kekaisaran Atlantis sendiri, membebaskan wilayah yang diduduki. Namun, nantinya, muncul gempa bumi dan banjir besar di Atlantis, dan hanya dalam satu hari satu malam, pulau Atlantis tenggelam dan menghilang.
Prof. Arysio Nunes Dos Santos menerbitkan buku yang menggemparkan : ―Atlantis The Lost Continents Finally Found‖. Dimana ditemukannya ? Secara tegas dinyatakannya bahwa lokasi Atlantis yang hilang sejak kira-kira 11.600 tahun yang lalu
itu adalah di Indonesia (?!). Selama ini, benua yang diceritakan Plato 2.500 tahun yang lalu itu adalah benua yang dihuni oleh bangsa Atlantis yang memiliki peradaban yang sangat tinggi dengan alamnya yang sangat kaya, yang kemudian hilang tenggelam ke dasar laut oleh bencana banjir dan gempa bumi sebagai hukuman dari yang Kuasa. Kisah Atlantis ini dibahas dari masa ke masa, dan upaya penelusuran terus pula dilakukan guna menemukan sisa-sisa peradaban tinggi yang telah dicapai oleh bangsa Atlantis itu.
itu adalah di Indonesia (?!). Selama ini, benua yang diceritakan Plato 2.500 tahun yang lalu itu adalah benua yang dihuni oleh bangsa Atlantis yang memiliki peradaban yang sangat tinggi dengan alamnya yang sangat kaya, yang kemudian hilang tenggelam ke dasar laut oleh bencana banjir dan gempa bumi sebagai hukuman dari yang Kuasa. Kisah Atlantis ini dibahas dari masa ke masa, dan upaya penelusuran terus pula dilakukan guna menemukan sisa-sisa peradaban tinggi yang telah dicapai oleh bangsa Atlantis itu.
Plato pernah menulis tentang Atlantis pada masa dimana Yunani masih menjadi pusat kebudayaan Dunia Barat (Western World). Sampai saat ini belum dapat dideteksi apakah sang ahli falsafah ini hanya menceritakan sebuah mitos, moral fable, science fiction, ataukah sebenarnya dia menceritakan sebuah kisah sejarah. Ataukah pula dia menjelaskan sebuah fakta secara jujur bahwa Atlantis adalah sebuah realitas absolut ?
Plato bercerita bahwa Atlantis adalah sebuah negara makmur dengan emas, batuan mulia, dan ‗mother of all civilazation‘ dengan kerajaan berukuran benua yang menguasai pelayaran, perdagangan, menguasai ilmu metalurgi, memiliki jaringan irigasi, dengan kehidupan berkesenian, tarian, teater, musik, dan olahraga.
WargaAtlantis yang semula merupakan orang-orang terhormat dan kaya, kemudian berubah menjadi ambisius. Yang kuasa kemudian menghukum mereka dengan mendatangkan banjir, letusan gunung berapi, dan gempa bumi yang sedemikian dahsyatnya sehingga menenggelamkan seluruh benua itu.
Plato bercerita bahwa Atlantis adalah sebuah negara makmur dengan emas, batuan mulia, dan ‗mother of all civilazation‘ dengan kerajaan berukuran benua yang menguasai pelayaran, perdagangan, menguasai ilmu metalurgi, memiliki jaringan irigasi, dengan kehidupan berkesenian, tarian, teater, musik, dan olahraga.
WargaAtlantis yang semula merupakan orang-orang terhormat dan kaya, kemudian berubah menjadi ambisius. Yang kuasa kemudian menghukum mereka dengan mendatangkan banjir, letusan gunung berapi, dan gempa bumi yang sedemikian dahsyatnya sehingga menenggelamkan seluruh benua itu.
Daftar pustaka
http://www.atlan.org/ (badruttamamgaffas.blogspot.com)
Bichler, R (1986). 'Athen besiegt Atlantis. Eine Studie über den Ursprung der Staatsutopie', Canopus, vol. 20, no. 51, pp. 71–88.
Crowley, Aleister - Lost Continent
De Camp, LS (1954). Lost Continents: The Atlantis Theme in History, Science, and Literature, New York: Gnome Press.
Castleden, Rodney (2001) Atlantis Destroye'd', London:Routledge
Donnelly, I (1882). Atlantis: The Antediluvian World, New York: Harper & Bros. Retrieved November 6, 2001, from Project Gutenberg.
Eagle & Wind (2003). Atlantis Motherland, Hawaii: Cosmic Vortex. ISBN 0-9719580-0-9
Ellis, R (1998). Imaging Atlantis, New York: Knopf. ISBN 0-679-44602-8
Erlingsson, U (2004). Atlantis from a Geographer's Perspective: Mapping the Fairy Land, Miami: Lindorm. ISBN 0-9755946-0-5
Flem-Ath R, Wilson C (2001). The Atlantis Blueprint: Unlocking the Ancient Mysteries of a Long-Lost Civilization, Delacorte Press
Frau, S (2002). Le Colonne d'Ercole: Un'inchiesta, Rome: Nur neon. ISBN 88-900740-0-0
Gill, C (1976). 'The origin of the Atlantis myth', Trivium, vol. 11, pp. 8–9.
Görgemanns, H (2000). 'Wahrheit und Fiktion in Platons Atlantis-Erzählung', Hermes, vol. 128, pp. 405–420.
Griffiths, JP (1985). 'Atlantis and Egypt', Historia, vol. 34, pp. 35f.
Heidel, WA (1933). 'A suggestion concerning Platon's Atlantis', Daedalus, vol. 68, pp. 189–228
http://www.atlan.org/ (badruttamamgaffas.blogspot.com)
Bichler, R (1986). 'Athen besiegt Atlantis. Eine Studie über den Ursprung der Staatsutopie', Canopus, vol. 20, no. 51, pp. 71–88.
Crowley, Aleister - Lost Continent
De Camp, LS (1954). Lost Continents: The Atlantis Theme in History, Science, and Literature, New York: Gnome Press.
Castleden, Rodney (2001) Atlantis Destroye'd', London:Routledge
Donnelly, I (1882). Atlantis: The Antediluvian World, New York: Harper & Bros. Retrieved November 6, 2001, from Project Gutenberg.
Eagle & Wind (2003). Atlantis Motherland, Hawaii: Cosmic Vortex. ISBN 0-9719580-0-9
Ellis, R (1998). Imaging Atlantis, New York: Knopf. ISBN 0-679-44602-8
Erlingsson, U (2004). Atlantis from a Geographer's Perspective: Mapping the Fairy Land, Miami: Lindorm. ISBN 0-9755946-0-5
Flem-Ath R, Wilson C (2001). The Atlantis Blueprint: Unlocking the Ancient Mysteries of a Long-Lost Civilization, Delacorte Press
Frau, S (2002). Le Colonne d'Ercole: Un'inchiesta, Rome: Nur neon. ISBN 88-900740-0-0
Gill, C (1976). 'The origin of the Atlantis myth', Trivium, vol. 11, pp. 8–9.
Görgemanns, H (2000). 'Wahrheit und Fiktion in Platons Atlantis-Erzählung', Hermes, vol. 128, pp. 405–420.
Griffiths, JP (1985). 'Atlantis and Egypt', Historia, vol. 34, pp. 35f.
Heidel, WA (1933). 'A suggestion concerning Platon's Atlantis', Daedalus, vol. 68, pp. 189–228
Jordan, P (1994). The Atlantis Syndrome, Stroud: Sutton Publishing. ISBN 0-7509-3518-9
Luce, J V (1982). End of Atlantis: New Light on an Old Legend, Efstathiadis Group: Greece
Martin, TH [1841] (1981). 'Dissertation sur l'Atlantide', in TH Martin, Études sur le Timée de Platon, Paris: Librairie philosophique J. Vrin, pp. 257–332.
Morgan, KA (1998). 'Designer history: Plato's Atlantis story and fourth-century ideology', Journal of Hellenic Studies, vol. 118, pp. 101–118.
Muck, O (1978). 'The Secret of Atlantis', Book Club associates London
Nesselrath, HG (1998). 'Theopomps Meropis und Platon: Nachahmung und Parodie', Göttinger Forum für Altertumswissenschaft, vol. 1, pp. 1–8.
Luce, J V (1982). End of Atlantis: New Light on an Old Legend, Efstathiadis Group: Greece
Martin, TH [1841] (1981). 'Dissertation sur l'Atlantide', in TH Martin, Études sur le Timée de Platon, Paris: Librairie philosophique J. Vrin, pp. 257–332.
Morgan, KA (1998). 'Designer history: Plato's Atlantis story and fourth-century ideology', Journal of Hellenic Studies, vol. 118, pp. 101–118.
Muck, O (1978). 'The Secret of Atlantis', Book Club associates London
Nesselrath, HG (1998). 'Theopomps Meropis und Platon: Nachahmung und Parodie', Göttinger Forum für Altertumswissenschaft, vol. 1, pp. 1–8.
Nesselrath, HG (2001a). 'Atlantes und Atlantioi: Von Platon zu Dionysios Skytobrachion', Philologus, vol. 145, pp. 34–38.
Nesselrath, HG (2001b). 'Atlantis auf ägyptischen Stelen? Der Philosoph Krantor als Epigraphiker', Zeitschrift für Papyrologie und Epigraphik, vol. 135, pp. 33–35.
Nesselrath, HG (2002). Platon und die Erfindung von Atlantis, München/Leipzig: KG Saur Verlag. ISBN 3-598-77560-1
Nesselrath, HG (2005). 'Where the Lord of the Sea Grants Passage to Sailors through the Deep-blue Mere no More: The Greeks and the Western Seas', Greece & Rome, vol. 52, pp. 153–171.
Phillips, ED (1968). 'Historical Elements in the Myth of Atlantis', Euphrosyne, vol. 2, pp. 3–38.
Ramage, ES (1978). Atlantis: Fact or Fiction?, Bloomington: Indiana University Press. ISBN 0-253-10482-3
Settegast, M. (1987). Plato Prehistorian: 10,000 to 5000 B.C. in Myth and Archaeology, Cambridge, MA, Rotenberg Press.
Spence, L [1926] (2003). The History of Atlantis, Mineola, NY: Dover Publications. ISBN 0-486-42710-2
Szlezák, TA (1993). 'Atlantis und Troia, Platon und Homer: Bemerkungen zum Wahrheitsanspruch des Atlantis-Mythos', Studia Troica, vol. 3, pp. 233–237.
Vidal-Naquet, P (1986). 'Athens and Atlantis: Structure and Meaning of a Platonic Myth', in P Vidal-Naquet, The Black Hunter, Baltimore: Johns Hopkins University Press, pp. 263–284. ISBN 0-8018-3251-9
Wilson, Colin (1996). From Atlantis to the Sphinx ISBN 1-85227-526-X
Zangger, E (1993). The Flood from Heaven: Deciphering the Atlantis legend, New York: William Morrow and Company. ISBN 0-688-11350-8
sekian sob semoga bertemu lagi di artikel yang lebih keren lagi dahhhhhhh...... trimmmm
Nesselrath, HG (2001b). 'Atlantis auf ägyptischen Stelen? Der Philosoph Krantor als Epigraphiker', Zeitschrift für Papyrologie und Epigraphik, vol. 135, pp. 33–35.
Nesselrath, HG (2002). Platon und die Erfindung von Atlantis, München/Leipzig: KG Saur Verlag. ISBN 3-598-77560-1
Nesselrath, HG (2005). 'Where the Lord of the Sea Grants Passage to Sailors through the Deep-blue Mere no More: The Greeks and the Western Seas', Greece & Rome, vol. 52, pp. 153–171.
Phillips, ED (1968). 'Historical Elements in the Myth of Atlantis', Euphrosyne, vol. 2, pp. 3–38.
Ramage, ES (1978). Atlantis: Fact or Fiction?, Bloomington: Indiana University Press. ISBN 0-253-10482-3
Settegast, M. (1987). Plato Prehistorian: 10,000 to 5000 B.C. in Myth and Archaeology, Cambridge, MA, Rotenberg Press.
Spence, L [1926] (2003). The History of Atlantis, Mineola, NY: Dover Publications. ISBN 0-486-42710-2
Szlezák, TA (1993). 'Atlantis und Troia, Platon und Homer: Bemerkungen zum Wahrheitsanspruch des Atlantis-Mythos', Studia Troica, vol. 3, pp. 233–237.
Vidal-Naquet, P (1986). 'Athens and Atlantis: Structure and Meaning of a Platonic Myth', in P Vidal-Naquet, The Black Hunter, Baltimore: Johns Hopkins University Press, pp. 263–284. ISBN 0-8018-3251-9
Wilson, Colin (1996). From Atlantis to the Sphinx ISBN 1-85227-526-X
Zangger, E (1993). The Flood from Heaven: Deciphering the Atlantis legend, New York: William Morrow and Company. ISBN 0-688-11350-8
sekian sob semoga bertemu lagi di artikel yang lebih keren lagi dahhhhhhh...... trimmmm
No comments:
Post a Comment