hay ketemu lagi ni............. pagi-pagi paling enak nyeruput teh anget dan makan sepotong roti sambil internetan hehehehehe online harus tetap jaya... berhubung teh ma roti tak tersedia di kos-kosan gue, gue cuman mantengin layar monitor sambil lihat-lihat berita nih.... eh gue tertuju ma sebuah artikel yang tak asing lagi yaitu cloning manusia. aneh juga nih... makanya kali ini kita bahas cloning manusia.... mari kita baca dulu artikelnya ....... monggo n cekidot....(Bahasa Inggris yang buruk)
Dokter
Italia Kloning Tiga Bayi
Severino
Antinori, ginekolog terkenal asal Italia, mengaku berhasil mengkloning tiga
bayi sekaligus. Dokter kontroversial yang pernah membantu wanita menopause
berusia 63 tahun untuk melahirkan ini mengungkapkan keberhasilannya dalam
majalah mingguan Oggi yang terbit, Rabu (4/3). Menurutnya, ketiga bayi ini
terdiri dari dua laki-laki dan satu perempuan. Kini mereka telah berusia
sembilan tahun. “Saya membantu melahirkan ketiganya dengan teknik
kloning manusia.
Mereka lahir dalam keadaan sehat dan baik-baik saja hingga sekarang,” jelas
Antinori
Dr Zavos Mulai
Kloning Manusia Diam-diam, seorang ilmuwan asal Amerika Serikat, dr Panayiotis
Zavos, mengkloning manusia. Kepada surat kabar Inggris, Independent, Zavos
mengaku berhasil mengkloning 14 embrio manusia, 11 di antaranya sudah ditanam
di rahim empat orang wanita. Tidak diketahui di mana Zavos mekakukan kloning
tersebut karena di Inggris, tempat ia tinggal, dan sejumlah negara, kloning
manusia dilarang. Beberapa kemungkinan muncul tempat di mana Zavos melakukan
kloning, antara lain di Timur Tengah atau di Amerika Serikat, tepatnya di
Kentucky, lokasi kliniknya, atau Siprus tempat ia lahir. Tapi empat pasien yang
menjadi tempat penanaman sel hasil kloningnya disebutkan, tiga di antaranya
wanita sudah menikah dan satu wanita lajang. Keempat wanita itu masing-masing
dari Inggris, Amerika Serikat dan sebuah negara di Timur Tengah yang tidak
disebutkan. Namun, sejauh ini hasil kerja Dr Zavos belum membuahkan hasil
karena keempat wanita itu belum kunjung hamil meski embrio sudah ditanam di
rahim empat wanita tersebut. “Saya memahami kenapa sejauh ini kami belum
memperoleh kehamilan dari embrio yang sudah ditanam. Ini karena ada kondisi
yang tidak ideal yang membuat itu tidak terjadi,” kata Dr Zavos. Ke depan,
Zavos berencana berkolaborasi dengan Karl Illmensee yang sudah punya banyak
pengalaman dengan proses kloning sejak 1980-an. Untuk uji coba berikutnya,
Zavos merekrut 10 pasangan muda untuk menjadi obyek uji coba berikutnya.
“Banyak pasangan yang berminat untuk mencoba proses kloning ini di rahimnya,”
ujarnya. Zavos sudah menetapkan biaya untuk setiap orang yang ingin
mengkloning. Biaya yang ditetapkan 45.000 dollar AS hingga 75.000 dollar AS
atau sekitar Rp 492,3 juta sampai Rp 820,5 juta (kurs Rp 10.940). Harian
Independent menerbitkan berita itu setelah mendapatkan rekaman video hasil
proses kloning yang dilakukan Zavos. Bayi hasil kerja Zavos diperkirakan akan
lahir dalam beberapa waktu ke depan. “Tidak ada keraguan dalam hal ini. Bayi
hasil kloning akan muncul. Apabila kami meningkatkan usaha, kami akan
mendapatkan bayi kloning
dalam satu atau
dua tahun. Tetapi kami belum tahu sampai sejauh mana peningkatan usaha yang
kami dilakukan,” ujar Zavos seperti dilansir Independent.
Pembahasan
Pengertian
kloning Kloning merupakan proses membuat (reproduksi) individu baru melalui
rekayasa genetika secara aseksual (tanpa pertemuan sel sperma dan ovum). Selama
ini reproduksi aseksual hanya terjadi pada bakteri, serangga, cacing planaria,
tanaman. Dengan perkembangan bioteknologi,.
Telah jadi debat
bertahun-tahun antara konservatif agamis dan ilmuwan bahwa cloning manusia
tidak sesuai dengan etika. Dengan kekuatiran lebih berbau filosofis, orang
seperti Hitler, Polpot, Stalin bisa hidup kembali atau matinya lembaga
“pernikahan” sebagai satu-satunya prosedur berkembang biak yang direstui Tuhan.
Beberapa tahun
terakhir ilmuwan beberapa Negara tekun dalam riset sel batang. Telah diketahui,
Stem cell atau sel induk/sel batang merupakan cikal bakal terbentuknya organ
dalam fase janin. Sejumlah terapi kesehatan telah menggunakan sel batang yang
juga terdapat dalam darah tali plasenta (pusar) untuk mengobati penyakit.
Silakan anda googling sendiri, karena pembahasannya bakal berbelit-belit dan
merontokkan saraf.
Pada
kenyataannya, baku hantam dua kubu antara agama dan ilmu pengetahuan cendrung
kearah politik ketimbang kemaslahatan manusia yang lebih menjanjikan. Kaum
agamis sayap kanan sangat bersemangat dalam menentang riset sel batang, dan
telah berhasil menghambat proses itu melalui manuver politik yang lihai. Disatu
sisi kubu agamis lebih terorganisir dengan dana besar dan sedang berkuasa,
disisi lain kubu ilmuwan harus ekstra hati-hati berkolaborasi mendapatkan “suaka”
untuk mereka bereksperimen.
Terlepas dari
pertikaian dua raksasa itu, riset sel batang sendiri sebenarnya tidak
berhubungan langsung dengan cloning DNA, sebaliknya penemuan terbaru
memungkinkan pembuatan organ tubuh manusia, sehingga memungkinkan harapan usia
manusia mencapai level ratusan tahun, bukan selamanya (karena kehilangan DNA).
Tapi berkembangnya riset sel batang, merupakan gerbang pembuka cloning manusia,
tak bisa dibantah. Hanya saja apakah kita akan memasuki gerbang itu? Belum
tentu.
Tetapi saya
berharap riset sel batang mendapat lampu hijau, sehingga meningkatkan kualitas
kesehatan jutaan manusia. Ambil contoh meninggalnya Steve Jobs, jika riset ini
sudah diizinkan 10 atau 20 tahun yang lalu, barangkali dia masih hidup bersama
jutaan orang yang mati karena kanker tahun ini. Ketimbang meributkan apakah
mengambil janin yang belum ada jantung, ginjal, mata, kaki, tangan dianggap
sebagai pembunuhan. Hanya karena ketololan mengartikan hidup semata-mata
masalah bernyawa atau tidak, namun melupakan jutaan generasi yang bisa selamat
dari penyakit mematikan.
Misteri
reproduksi makhluk tanpa melalui perkawinan (aseksual) mulai menjadi perdebatan
sengit ketika Ian Wilmut, Keith Campbell dan tim di Roslin Institute –
Skotlandia berhasil mengkloning Domba Dolly pada tahun 1996. Sebelumnya manusia
telah berhasil mengkloning kecebong (1952), Ikan (1963), Tikus (1986).
Keberhasilan kloning Dolly menuai kecaman sebagian besar penduduk dunia baik
institusi keagamaan, pemeluk agama, dunia kedokteran institusi riset sejenis
hingga pemerintahan tiap negara. Hal ini menyebabkan pengklonian dilakukan
secara sembunyi-sembunyi. Sejak keberhasilan kloning Domba 1996, muncullah
hasil kloning lain pada Monyet (2000), Lembu “Gaur” (2001), Sapi (2001), Kucing
(2001) dan dikomersialkan pada 2004, Kuda (2003), Anjing, serigala dan kerbau.
Selain itu, beberapa lembaga riset telah berhasil mengkloning bagian tubuh
manusia seperti tangan. Kloning bagian tubuh manusia dilakukan untuk kebutuhan
medis, seperti tangan yang hilang karena kecelakaan dapat dikloning baru,
begitu juga jika terjadi ginjal yang rusak (gagal ginal). Dan terakhir, ada dua
berita pengkloningan manusia yakni Dokter Italia Kloning Tiga Bayi dan Dr.
Zavos Mulai Kloning Manusia.
Kloning era
modern dimulai tahun 1958 saat ahli fisiologi tanaman Inggris RC Steward (1904
– 1993) mengklon tanaman wortel dari sel tunggal dewasa yang diletakkan dalam
kultur nutrisi yang mengandung hormon. Kloning sel hewan pertama terjadi tahun
1964, saat ahli biologi molekuler inggris John B Gurdon (1933 – 1989) mengambil
nukleus dari sel testis kecebong dan menyuntikkannya kedalam telur yang tidak
subur. Nukleus sel ini dalam telur itu telah dihancurkan dengan sinar
ultraviolet, tapi saat telur di erami, Gurdon menemukan kalau 1-2% dari telur
tersebut berhasil berkembang menjadi katak dewasa yang subur. Kloning mamalia
pertama yang sukses terjadi hampir 20 tahun lalu, saat para ilmuan Swiss dan
Amerika Serikat berhasil mengkloning tikus menggunakan metode yang sama dengan
pendekatan Gurdon. Metode mereka memerlukan satu langkah tambahan, yaitu
setelah mengambil nukleus dari janin semacam tikus, mereka mengirimnya kedalam
janin tikus jenis lain. Tikus yang disuntikkan ini berperan sebagai ibu angkat.
Kloning hewan ternak di coba juga tahun 1988, saat janin dari sapi juara di
transplantasikan pada telur sapi yang tidak subur yang nukleusnya sendiri telah
dibuang. Terobosan yang lebih besar lagi terjadi tanggal 24 februari 1997,
dengan kelahiran seekor domba bernama Dolly di Edinburg, Skotlandia. Dolly
bukan domba biasa : Ia adalah mamalia pertama yang lahir dari kloning sel
dewasa. Jadi, ia direproduksi secara aseksual dalam bentuk kloning yang
direkayasa genetik, ketimbang proses normal apapun. Hebatnya, ia menunjukkan
kemampuan untuk bereproduksi gaya lama saat tanggal 23 april 1998, ia sendiri
melahirkan anak bernama Bonnie. Walau kelahiran Dolly dan Bonnie memunculkan
harapan, mereka juga memunculkan rasa takut. Kalau mamalia besar saja seperti
domba dapat di klon, apalagi manusia? Sejak tahun 1993 sudah ada usaha untuk
mengkloning janin manusia sebagai bagian dari studi fertilisasi in vitro
(perkawinan luar tubuh). Tujuannya untuk mengembangkan telur subur dalam tabung
uji dan kemudian menanamkannya dalam rahim wanita yang tidak bisa hamil. Telur
subur ini, walau begitu, tidak berkembang sampai tahap yang cocok untuk di
transplantasikan ke rahim manusia. Lalu tanggal 13 oktober 2001, para ilmuan
dari Advanced Cell Technology di Worcester, Massachusetts, berhasil mengklon
janin manusia. Mereka belum membuat hidup manusia, tapi mereka mengembangkan
sumber jaringan syaraf dan jaringan lain yang dapat digunakan untuk kedokteran
dan penelitian. Tetap saja berita itu sangat menggemparkan rakyat amerika
dibalik tragedi
serangan teroris 11 September. Sel manusia sudah bisa di reproduksi, dan sekali
lagi tampak kalau produksi klon manusia itu mungkin dilakukan. Mudah dipahami
bagaimana orang merespon dengan hati-hati berita demikian. Ketakutan ini lebih
berhubungan dengan hollywood daripada sains sih. Faktanya, pencapaian
perusahaan dari Massachusetts tersebut, walaupun merupakan kemajuan ilmiah yang
mengesankan, masih jauh dibandingkan citra Frankenstein yang dibangun oleh para
anti rekayasa genetik. “Mengkloning janin” kedengarannya dramatis, padahal
kenyataannya hanya satu janin yang baru mencapai ukuran enam sel sebelum sel
tersebut berhenti membelah. Cuma enam sel! Ia bahkan ga dapat dilihat oleh mata
tanpa mikroskop loh. Wew, jauh banget dari yang namanya tentara klon seperti di
film Star Wars itu. Kloning yang dilakukan oleh perusahaan dari Massachusetts
itu adalah semacam kloning terapis, karena melibatkan produksi materi genetik
untuk perawatan kondisi khusus. Itu jauh dari kloning yang bertujuan
reproduktif, yang membutuhkan penanaman janin klon kedalam rahim – dan bahkan
masih jauh banget dari citra klon yang dilahirkan dalam tabung uji tanpa orang
tua satupun selain materi biologis yang dipakai untuk membuatnya. Gagasan
demikian terkait dengan visi dari novel Aldous Huxley tahun 1932 berjudul Brave
New World daripada fakta ilmiah. Dan bahkan jika manusia ingin mengembangkan
teknologi demikian, akan jauh sekali di masa depan. Bahkan bisa jadi
“menciptakan kehidupan” lewat cara demikian adalah mustahil, bila ya,
pencapaian demikian sama halnya saat dimana kita di masa depan berhasil pergi
ke tata surya lain. Ini bukan berarti kalau semua ketakutan kita pada kloning
dan rekayasa genetika sebenarnya tidak beralasan; sebaliknya, itu adalah sebuah
sikap skeptik yang penting. Menjadi skeptik itu bagus, sejauh kita punya alasan
yang kuat untuk bersikap kritis.
B. Kloning
Manusia Pada tahun 1978, David Rorvik, journalist dan novelist Amerika dalam
bukunya yang berjudul "In His Image: the Cloning of a Man", mengklaim
menjadi bagian dari usaha membuat kloning manusia. Sayangnya dalam pengadilan
Mr David ini tidak
berhasil
meyakinkan juri akan klaimnya. Selanjutnya pada November 2002, seorang ahli
kandungan dan embriologi Itali, Severino Antinori, mengumumkan mengenai projek
yang dikerjakan bersama teman-temannya telah berhasil dengan sukses. Orang
pertama yang berhasil di klon, telah lahir pada bulan Januari 2003. Sayang
banyak yang masih skeptis mengenai klaimnya ini. Februari 2004, ilmuwan Korea
dan Amerika juga mengklaim terobosan ini. Woo Suk Hwan dari Seoul National
University di Korea mengklaim bahwa mereka telah membuat embrio manusia yang
diambil dari stem cell embrionik dan membesarkan embrio tersebut pada tikus.
Seminggu sebelumnya Dr Panos Zavos juga mengumumkan bahwa timnya telah berhasil
"memproduksi". Menurut Antinori saat ini ada dua wanita lain yang
juga sedang mengandung bayi hasil kloning, dengan usia kandungan 27 dan 28
minggu. Namun ia menolak bertanggungjawab atas proses pengklonan terhadap kedua
wanita tersebut, walaupun ia bertindak sebagai penasehat. Antinori adalah ahli
kesuburan yang piawai. Ia telah mendeklarasikan keberhasilannya mengklon babi
dan primata dan berhasil menerobos prosedur fertilitas konvensional dengan
membuat seorang wanita hamil pada usia 62 tahun pada 1994. Kebanyakan ilmuwan
setuju, reproduksi manusia dengan cara kloning memang memungkinkan. Namun
mereka menekankan, eksperimen seperti itu tidak bisa dipertanggungjawabkan
karena tingginya resiko kematian dan gangguan pasca kelahiran. “Upaya
mengkloning manusia adalah tindakan tidak bertanggungjawab dan menjijikkan
serta mengabaikan banyaknya bukti ilmiah dari 7 spesies mamalia yang sejauh ini
sudah dikloning,” kata Rudolf Jaenisch, ahli kloning dari Massachusetts
Institute of Technology. Ilmuwan Roslin‟s Institute, Ian Wilmut yang berperan dalam
kelahiran Dolly menegaskan, kloning pada manusia amat mengejutkan karena jumlah
kegagalan yang tinggi dan kematian pada bayi yang baru lahir. Kloning pada
binatang menunjukkan adanya kelemahan. Dolly, mamalia pertama yang berhasil
dikloning terbukti menderita arthritis pada usianya yang masih muda. Domba
betina ini dikloning dengan teknik kloning transfer inti sel somatik (sel
tubuh). DNA Dolly berasal dari sel tunggal yang diambil dari sel telur induknya
yang kemudian difusikan dengan sel „mammary‟ (sel kelenjar susu). Sel yang telah
bergabung berkembang menjadi embryo yang kemudian ditanamkan pada biri-biri
pengganti.
C. Cara kloning
Zavos melakukan hal yang berbeda dalam mengkloning manusia. Bila sebelumnya
ilmuwan melakukannya dengan meletakkan embrio di tabung percobaan, Zavos
langsung manaruhnya di rahim manusia. Manusia yang dikloning Zavos adalah tiga
orang yang sudah meninggal. Satu di antaranya adalah embrio seorang anak
berusia 10 tahun bernama Cady. Anak tersebut meninggal dalam sebuah kecelakaan
mobil di Amerika Serikat. Sel darah Cady telah dibekukan dan dikirim ke Zavos.
Orangtua Cady setuju dengan persyaratan yang ditentukan apabila kloning embrio
anaknya bisa dilahirkan dengan selamat.
D. Manusia
kloning pertama Manusia kloning pertama di dunia bernama Eve, bayi perempuan
itu kini berusia 5 tahun. Sehat dan kini mulai menginjak pendidikan Taman Kanak
Kanak di pinggiran kota Bahama. Era manusia super mungkin bakal segera
terwujud. Dunia tidak akan kekurangan stok manusia-manusia super genius sekelas
Albert Einsten atau atlet handal sekelas Carl Lewis atauaktris sensual Jennifer
Lopez. Manusia-manusia super itu bakalan tetap lestari di muka bumi. 100% sama
persis, yang beda hanya generasinya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya di bidang kedokteran telah menghilangkan ketidakniscayaan itu.
Melalui teknologi kloning, siapapun bisa diduplikasi. Klaim Clonaid, perusahaan
Bioteknologi di Bahama, yang sukses menghasilkan manusia kloning pertama di
dunia dengan lahirnya Eve, 26 Desember 2002 lalu makin mendekatkan pada impian
tersebut. Walaupun ini masih sebuah awal. Clonaid adalah sebuah perusahaan yang
didirikan sekte keagamaan Raelians tahun 1997. Mereka mempercayai kehidupan di
bumi diciptakan mahluk angkasa luar melalui rekayasa genetika. Eve merupakan
bayi pertama yang lahir dari 10 implantasi yang dilakukan
Clonaid tahun
2002. Dari 10 implan, lima gagal. Empat bayi kloning lainnya akan dilahirkan
tahun ini, bahkan bayi kloning kedua akan lahir minggu ini. Clonaid berencana
mengimplantasi 20 klon manusia Januari ini. Pada saat bersamaan, para ahli
independen akan diundang untuk melihat prosesnya sehingga bisa menyaksikan
bagaimana contoh kloning, pertumbuhan embryo dan implantansinya. Soal
kekhawatiran banyak pihak tentang ketidaksempurnaan hasil kloning pada binatang
yang dijadikan model pada kloning manusia, Broisselier menandaskan, kedua
prosedur itu tidak bisa dibandingkan. Masalah yang timbul pada kloning binatang
merupakan hasil dari prosedur khusus yang digunakan ilmuwan untuk mereproduksi
binatang. Jadi bukan pada proses kloningnya. “Kami orang-orang serius dan
bertanggungjawab karena ini berhubungan dengan masalah kemanusiaan. Kami
memberikan hak dan pilihan pada orang tua untuk memilih anak-anak sesuai gen
mereka. Jika dalam proses kloning, peneliti Clonaid mendeteksi adanya
abnormalitas, janin akan digugurkan,” katanya. Kelahiran Eve merupakan sebuah
kejutan. Sebelumnya para ilmuwan bersiap menerima kelahiran bayi kloning
pertama „karya‟
dokter ahli kesuburan Italia, Dr. Severino Antinori, awal Januari 2003.
E. Keberhasilan
Kloning manusia Walau dikatakan berhasil, prosedur kloning ini tidaklah
sempurna. Diperlukan 227 percobaan sebelum akhirnya tercipta Dolly. Kloning
pada manusia lebih rumit dengan resiko yang besar dan sangat potensial terjadi
kesalahan. Para ilmuwan khawatir, penggunaan teknik ini pada manusia akan
„memunculkan‟
malformasi. National Bioethics Advisory Commission mengemukakan, penggunaan
binatang guna memahami proses-proses biologi seperti dalam kasus Dolly,
memberikan harapan besar bagi kemajuan dunia medis di masa depan. Namun tidak
ada pembenaran untuk riset dengan tujuan menghasilkan anak manusia melalui
teknik ini. Para ilmuwan juga amat risau dengan risiko medik dan ketidakpastian
yang berhubungan dengan kloning manusia.
Salah satu
kekhawatirannya adalah jika seorang bayi di klon, maka kromosomnya akan cocok
dengan usia donor. Misalnya seorang anak hasil kloning yang berusia 5 tahun
akan tampak seperti berumur 10 karena mendapat kromosom dari donor berusia 5
tahun , dengan disertai risiko penyakit jantung dan kanker. Risiko buruk juga
mengintai para wanita yang memutuskan mengandung bayi kloning. Menurut ahli
perkembangan embryo pada mamalia, Prof Richard Gardner, para wanita tersebut
beresiko terkena satu jenis kanker yang tidak biasa dan unik pada manusia, yang
menyerang rahim, yaitu choriocarcinoma. Mengacu pada berbagai risiko ini banyak
negara melarang dilakukannya riset-riset kloning pada manusia. Presiden AS kala
itu Bill Clinton mengeluarkan rekomendasi moratorium atau penghentian riset
kloning manusia selama 5 tahun. Hampir semua agama juga melarang teknologi
kloning pada manusia. Namun selain memiliki sisi gelap, penelitian kloning pada
manusia sebenarnya memberikan harapan bagi masa depan dunia kedokteran. Teknik
kloning memungkinkan dokter mengidentifikasi penyebab keguguran spontan,
memberikan pemahaman pertumbuhan cepat sel kanker, penggunaan sel stem untuk
meregenerasi jaringan syaraf, kemajuan dalam penelitian masalah penuaan,
genetika dan pengobatan. Kloning terhadap manusia (Eve) merupakan sebuah
keberhasilan para ilmuwan Barat dalam memanfaatkan sains yang akhirnya mampu
membuat sebuah kemajuan pesat – yang telah melampaui seluruh ramalan manusia.
Betapa tidak, cara ini dianggap sebagai jalan untuk memperbaiki kualitas
keturunan: lebih cerdas, kuat, rupawan, ataupun untuk memperbanyak keturunan tanpa
membutuhkan proses perkembangbiakan konvensional. Revolusi kloning manusia ini
semakin memantapkan dominasi sains Barat terhadap kehidupan manusia, termasuk
kaum Muslim. Apalagi, efek berikutnya dari perkembangan revolusi ini yaitu
penggunaan dan pemanfaatannya akan selalu didasarkan pada ideologi tertentu.
Bagi kaum Muslim sendiri, meskipun eksperimen ilmiah dan sains itu bersifat
universal, dalam aspek penggunaannya harus terlebih dulu disesuaikan dengan
pandangan hidup kaum Muslim. Persoalan yang pertama adalah terkait dengan
kontroversi adanya “intervensi penciptaan” yang dilakukan manusia terhadap
“tugas penciptaan” yang semestinya dilakukan oleh Allah SWT. Dan persoalan yang
kedua adalah bagaimana posisi syariat menghadapi kontroversi pengkloningan ini.
Apakah syariat mengharamkan atau justru sebaliknya menghalalkan?
F. Pro dan Kontra
Bertolak dari
manfaat dan mudlaratnya teknologi kloning ini, agamawan, ahli politik, ahli
hukum dan pakar kemasyarakatan perlu segera merumuskan mengenai aturan pemakaian
teknologi kloning. Sebab ditangan ilmuwan „hitam‟, kloning bisa menjadi malapetaka. Seorang
anggota kelompok Raelian, Brigitte Boisselier mengatakan, bukti ilmiah akan
diajukan segera, jika saya tidak mengajukan bukti ilmiah, pasti Anda mengatakan
saya telah mengarang cerita. Jadi satu-satunya cara adalah kami akang
mengundang seorang pakar independen ke tempat orang tua bayi itu. Di sana ia
bisa mengambil contoh sel dari bayi dan ibunya, untuk kemudian
membandingkannya. Jadi, Anda akan mendapatkan bukti. Raelian sejauh ini dikenal
sebagai sekte agama yang percaya bahwa kehidupan di luar angkasa telah
menciptakan kehidupan di bumi. Kelompok yang mendapat pengakuan resmi
pemerintah negara bagian Quebec, Kanada, sebagai gerakan agama di tahun 1990-an
ini mengklaim memiliki 55 ribu anggota di berbagai penjuru dunia, termsuk
Amerika. Kelompok ini memilki sebuah taman yang terbuka untuk umum bernama
UFOland, dekat Montreal..Hukum cloning
menurut agama sperma dan telur dan diberi roh/jiwa oleh Tuhan pada hari ke-X
setelah masa masuknya sperma ke dalam sel telur. Ajaran mengenai penciptaan
manusia yang selanjutnya berhubungan dengan kelahiran manusia di dunia
merupakan sentral utama ajaran Agama mengingat hidup dan mati merupakan misteri
terbesar manusia sejak manusia pertama kali menghuni bumi. Dari misteri kehidupan
(lahir-mati) manusia, maka ajaran untuk melaksanakan perintah dan menjauhi
larangan menjadi pedoman bagi manusia yang telah diciptakan oleh Tuhan melalui
proses pertemuan sel sperma dan sel
telur. Semua itu
tercatat secara jelas dalam kitab suci. Salah satu kegiatan yang bertentangan
langsung dengan intisari mayoritas ajaran Agama adalah kloning manusia.
Ditulis oleh
Dewan Asatidz
Belakangan ini di
media mass (televise, Koran, internet) memberitakan tetang Cloning Manusia dan
sudah berhasil, yang saya tanyakan bagaimana hukum cloning tersebut menurut
islam, demikian terimakasih Assalamu'alaikum wr. wb. Belakangan ini di media
mass (televise, Koran, internet) memberitakan tetang Cloning Manusia dan sudah
berhasil, yang saya tanyakan bagaimana hukum cloning tersebut menurut islam,
demikian terimakasih wassalam wr.wb Imron Jawab: Assalamu'alaikum wr. wb. Dalam
kitab-kitab klasik belum (atau mungkin malah tidak) ditemukan pendapat-pendapat
pakar hukum Islam mengenai hukum spesifik cloning. Namun, metode pengambilan
hukum-melalui kaidah-kaidah ushul fiqh-yang telah digunakan mereka bisa
dijadikan panduan untuk mengambil dan menentukan kasus-kasus hukum yang akan
terjadi berikutnya. Karena belum (mungkin juga tidak) ditemukannya rujukan dari
kitab-kitab hukum terdahulu, para ahli hukum sekarang masih memperdebatkan
masalah ini dan belum ditemukan kesepakatan final dalam kasus yang menyeluruh.
Di sini kami akan kemukakan beberapa pendapat sebagian ahli hukum Islam masa
kini mengenai kasus cloning ini. Pendapat ini kami kutip dari kajian yang
dibuat Badan Kajian Keislaman (Majma' al-Buhأ»ts al-Islأ¢miyyah), Kairo, Mesir.
Cloning terhadap tumbuh-tumbuhan atau hewan asalkan memiliki daya guna
(bermanfaat) bagi kehidupan manusia maka hukumnya mubah/halal. Hal ini didasarkan
pada prinsip bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini diciptakan untuk
kesejahteraan manusia (lihat surat al-Baqarah/2:29 dan surat
al-Jأ¢tsiyah/45:13). Adapun hukum meng-cloning manusia, terdapat rincian
tersendiri. Tergantung cara cloning yang dilakukan. Paling tidak ada empat cara
yang bisa dilakukan dalam cloning: Cara pertama, cloning dilakukan dengan
mengambil inti sel (nucleus of cells) "wanita lain (pendonor sel
telur)" yang kemudian ditanamkan ke dalam ovum wanita kandidat yang
nekleusnya telah dikosongkan. Cara kedua, cloning dilakukan dengan menggunakan
inti sel (nucleus) "wanita kandidat" itu sendiri, dari sel telur
milik sendiri bukan dari pendonor. Cara ketiga, cloning dilakukan dengan
menanamkan inti
sel (nucleus) jantan ke dalam ovum wanita yang telah dikosongkan nukleusnya.
Sel jantan ini bisa berasal dari hewan, bisa dari manusia. Terus manusia ini
bisa pria lain, bisa juga suami si wanita. Cara keempat, cloning dilakukan
dengan cara pembuahan (fertilization) ovum oleh sperma (dengan tanpa hubungan
sex) yang dengan proses tertentu bisa menghasilkan embrio-embrio kembar yang
banyak. Pada kasus dua cara pertama, pendapat yang dikemukakan adalah haram,
dilarang melakukan cloning yang semacam itu dengan dasar analogi (qiyas) kepada
haramnya lesbian dan sadduzarai' (tindakan pencegahan, precaution) atas
timbulnya kerancuan pada nasab atau sistem keturunan, padahal melindungi
keturunan ini termasuk salah satu kewajiban agama. Di alin pihak juga akan
menghancurkan sistem keluarga yang merupakan salah ajaran agama Islam. Pada
cara ketiga dan keempat, cloning haram dilakukan jika sel atau sperma yang
dipakai milik lelaki lain (bukan suami) atau milik hewan. Jika sel atau sperma
yang dipakai milik suami sendiri maka hukumnya belum bisa ditentukan (tawaquf),
melihat dulu maslahat dan bahayanya dalam kehidupan sosial. Untuk menentukan
hukum pastinya harus didiskusikan dahulu dengan melibatkan banyak pakar dari
berbagai disiplin ilmu, yang meliputi ilmuwan kedokteran, ilmuwan biologi
(geneticist, biophysicist, dkk), sosiolog, psikolog, ilmuwan hukum, dan
agamawan (pakar fiqh). Jika hasilnya bisa membikin kacau tatanan masyarakat
(karena banyak orang kembar, sehingga jika ada tindak kriminal atau kasus hukum
lainnya susah diidentifikasi, dan mungkin efek-efek lain) maka hukumnya tidak
boleh, haram. Cara mengatasinya dengan melihat maslahah dan madharatnya. Jika
hukum cloning sudah menjadi keputusan haram atau halal, maka tentu bisa
ditindak lanjuti melalui lembaga-lembaga yang berwenang untuk melarang atau
menjatuhkan sanksi bagi para pelanggarnya. wa 'l-Lah-u a'lam Wassalam Shocheh
Ha.
Daftar pustaka
Sumber :
http://www.voanews.com/indonesian/archive/2003-01/a-2003-01-22-13-1.cfm
15 Agustus 2009
Sumber Gambar:
http://www.diplomatie.gouv.fr/en/IMG/jpg/49dossier97.jpghttp://bioteknologiindonesia.blogspot.com/2009/08/kloning-manusia-di-amerika-serikat.html
http://www.faktailmiah.com/2010/06/24/percobaan-kloning-manusia.html
wah-wah gimna nih sob dengan artikel di atas sangat amazing bukan... teknologi di bidang biologi juga berkembang sangat pesat.. nih gue mau nyoba kloning ayam gue hahahahaha.. lu sob kgak mau coba keloning ap gitu, pacar kek biar banyak.cip. sekian salam dari gue .............trim
wah-wah gimna nih sob dengan artikel di atas sangat amazing bukan... teknologi di bidang biologi juga berkembang sangat pesat.. nih gue mau nyoba kloning ayam gue hahahahaha.. lu sob kgak mau coba keloning ap gitu, pacar kek biar banyak.cip. sekian salam dari gue .............trim
No comments:
Post a Comment