Thursday, January 19, 2012

Teknologi di bidang kedokteran (Cloning Manusia)




hay ketemu lagi ni............. pagi-pagi paling enak nyeruput teh anget dan makan sepotong roti sambil internetan hehehehehe online harus tetap jaya... berhubung teh ma roti tak tersedia di kos-kosan gue, gue cuman mantengin layar monitor sambil lihat-lihat berita nih.... eh gue tertuju ma sebuah artikel yang tak asing lagi yaitu cloning manusia. aneh juga nih... makanya kali ini kita bahas cloning manusia.... mari kita baca dulu artikelnya ....... monggo n cekidot....(Bahasa Inggris yang buruk)

 Dokter Italia Kloning Tiga Bayi
Severino Antinori, ginekolog terkenal asal Italia, mengaku berhasil mengkloning tiga bayi sekaligus. Dokter kontroversial yang pernah membantu wanita menopause berusia 63 tahun untuk melahirkan ini mengungkapkan keberhasilannya dalam majalah mingguan Oggi yang terbit, Rabu (4/3). Menurutnya, ketiga bayi ini terdiri dari dua laki-laki dan satu perempuan. Kini mereka telah berusia sembilan tahun. “Saya membantu melahirkan ketiganya dengan teknik

kloning manusia. Mereka lahir dalam keadaan sehat dan baik-baik saja hingga sekarang,” jelas Antinori
Dr Zavos Mulai Kloning Manusia Diam-diam, seorang ilmuwan asal Amerika Serikat, dr Panayiotis Zavos, mengkloning manusia. Kepada surat kabar Inggris, Independent, Zavos mengaku berhasil mengkloning 14 embrio manusia, 11 di antaranya sudah ditanam di rahim empat orang wanita. Tidak diketahui di mana Zavos mekakukan kloning tersebut karena di Inggris, tempat ia tinggal, dan sejumlah negara, kloning manusia dilarang. Beberapa kemungkinan muncul tempat di mana Zavos melakukan kloning, antara lain di Timur Tengah atau di Amerika Serikat, tepatnya di Kentucky, lokasi kliniknya, atau Siprus tempat ia lahir. Tapi empat pasien yang menjadi tempat penanaman sel hasil kloningnya disebutkan, tiga di antaranya wanita sudah menikah dan satu wanita lajang. Keempat wanita itu masing-masing dari Inggris, Amerika Serikat dan sebuah negara di Timur Tengah yang tidak disebutkan. Namun, sejauh ini hasil kerja Dr Zavos belum membuahkan hasil karena keempat wanita itu belum kunjung hamil meski embrio sudah ditanam di rahim empat wanita tersebut. “Saya memahami kenapa sejauh ini kami belum memperoleh kehamilan dari embrio yang sudah ditanam. Ini karena ada kondisi yang tidak ideal yang membuat itu tidak terjadi,” kata Dr Zavos. Ke depan, Zavos berencana berkolaborasi dengan Karl Illmensee yang sudah punya banyak pengalaman dengan proses kloning sejak 1980-an. Untuk uji coba berikutnya, Zavos merekrut 10 pasangan muda untuk menjadi obyek uji coba berikutnya. “Banyak pasangan yang berminat untuk mencoba proses kloning ini di rahimnya,” ujarnya. Zavos sudah menetapkan biaya untuk setiap orang yang ingin mengkloning. Biaya yang ditetapkan 45.000 dollar AS hingga 75.000 dollar AS atau sekitar Rp 492,3 juta sampai Rp 820,5 juta (kurs Rp 10.940). Harian Independent menerbitkan berita itu setelah mendapatkan rekaman video hasil proses kloning yang dilakukan Zavos. Bayi hasil kerja Zavos diperkirakan akan lahir dalam beberapa waktu ke depan. “Tidak ada keraguan dalam hal ini. Bayi hasil kloning akan muncul. Apabila kami meningkatkan usaha, kami akan mendapatkan bayi kloning
dalam satu atau dua tahun. Tetapi kami belum tahu sampai sejauh mana peningkatan usaha yang kami dilakukan,” ujar Zavos seperti dilansir Independent.



Pembahasan

 Pengertian kloning Kloning merupakan proses membuat (reproduksi) individu baru melalui rekayasa genetika secara aseksual (tanpa pertemuan sel sperma dan ovum). Selama ini reproduksi aseksual hanya terjadi pada bakteri, serangga, cacing planaria, tanaman. Dengan perkembangan bioteknologi,.
Telah jadi debat bertahun-tahun antara konservatif agamis dan ilmuwan bahwa cloning manusia tidak sesuai dengan etika. Dengan kekuatiran lebih berbau filosofis, orang seperti Hitler, Polpot, Stalin bisa hidup kembali atau matinya lembaga “pernikahan” sebagai satu-satunya prosedur berkembang biak yang direstui Tuhan.
Beberapa tahun terakhir ilmuwan beberapa Negara tekun dalam riset sel batang. Telah diketahui, Stem cell atau sel induk/sel batang merupakan cikal bakal terbentuknya organ dalam fase janin. Sejumlah terapi kesehatan telah menggunakan sel batang yang juga terdapat dalam darah tali plasenta (pusar) untuk mengobati penyakit. Silakan anda googling sendiri, karena pembahasannya bakal berbelit-belit dan merontokkan saraf.
Pada kenyataannya, baku hantam dua kubu antara agama dan ilmu pengetahuan cendrung kearah politik ketimbang kemaslahatan manusia yang lebih menjanjikan. Kaum agamis sayap kanan sangat bersemangat dalam menentang riset sel batang, dan telah berhasil menghambat proses itu melalui manuver politik yang lihai. Disatu sisi kubu agamis lebih terorganisir dengan dana besar dan sedang berkuasa, disisi lain kubu ilmuwan harus ekstra hati-hati berkolaborasi mendapatkan “suaka” untuk mereka bereksperimen.
Terlepas dari pertikaian dua raksasa itu, riset sel batang sendiri sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan cloning DNA, sebaliknya penemuan terbaru memungkinkan pembuatan organ tubuh manusia, sehingga memungkinkan harapan usia manusia mencapai level ratusan tahun, bukan selamanya (karena kehilangan DNA). Tapi berkembangnya riset sel batang, merupakan gerbang pembuka cloning manusia, tak bisa dibantah. Hanya saja apakah kita akan memasuki gerbang itu? Belum tentu.
Tetapi saya berharap riset sel batang mendapat lampu hijau, sehingga meningkatkan kualitas kesehatan jutaan manusia. Ambil contoh meninggalnya Steve Jobs, jika riset ini sudah diizinkan 10 atau 20 tahun yang lalu, barangkali dia masih hidup bersama jutaan orang yang mati karena kanker tahun ini. Ketimbang meributkan apakah mengambil janin yang belum ada jantung, ginjal, mata, kaki, tangan dianggap sebagai pembunuhan. Hanya karena ketololan mengartikan hidup semata-mata masalah bernyawa atau tidak, namun melupakan jutaan generasi yang bisa selamat dari penyakit mematikan.
Misteri reproduksi makhluk tanpa melalui perkawinan (aseksual) mulai menjadi perdebatan sengit ketika Ian Wilmut, Keith Campbell dan tim di Roslin Institute – Skotlandia berhasil mengkloning Domba Dolly pada tahun 1996. Sebelumnya manusia telah berhasil mengkloning kecebong (1952), Ikan (1963), Tikus (1986). Keberhasilan kloning Dolly menuai kecaman sebagian besar penduduk dunia baik institusi keagamaan, pemeluk agama, dunia kedokteran institusi riset sejenis hingga pemerintahan tiap negara. Hal ini menyebabkan pengklonian dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Sejak keberhasilan kloning Domba 1996, muncullah hasil kloning lain pada Monyet (2000), Lembu “Gaur” (2001), Sapi (2001), Kucing (2001) dan dikomersialkan pada 2004, Kuda (2003), Anjing, serigala dan kerbau. Selain itu, beberapa lembaga riset telah berhasil mengkloning bagian tubuh manusia seperti tangan. Kloning bagian tubuh manusia dilakukan untuk kebutuhan medis, seperti tangan yang hilang karena kecelakaan dapat dikloning baru, begitu juga jika terjadi ginjal yang rusak (gagal ginal). Dan terakhir, ada dua berita pengkloningan manusia yakni Dokter Italia Kloning Tiga Bayi dan Dr. Zavos Mulai Kloning Manusia.
Kloning era modern dimulai tahun 1958 saat ahli fisiologi tanaman Inggris RC Steward (1904 – 1993) mengklon tanaman wortel dari sel tunggal dewasa yang diletakkan dalam kultur nutrisi yang mengandung hormon. Kloning sel hewan pertama terjadi tahun 1964, saat ahli biologi molekuler inggris John B Gurdon (1933 – 1989) mengambil nukleus dari sel testis kecebong dan menyuntikkannya kedalam telur yang tidak subur. Nukleus sel ini dalam telur itu telah dihancurkan dengan sinar ultraviolet, tapi saat telur di erami, Gurdon menemukan kalau 1-2% dari telur tersebut berhasil berkembang menjadi katak dewasa yang subur. Kloning mamalia pertama yang sukses terjadi hampir 20 tahun lalu, saat para ilmuan Swiss dan Amerika Serikat berhasil mengkloning tikus menggunakan metode yang sama dengan pendekatan Gurdon. Metode mereka memerlukan satu langkah tambahan, yaitu setelah mengambil nukleus dari janin semacam tikus, mereka mengirimnya kedalam janin tikus jenis lain. Tikus yang disuntikkan ini berperan sebagai ibu angkat. Kloning hewan ternak di coba juga tahun 1988, saat janin dari sapi juara di transplantasikan pada telur sapi yang tidak subur yang nukleusnya sendiri telah dibuang. Terobosan yang lebih besar lagi terjadi tanggal 24 februari 1997, dengan kelahiran seekor domba bernama Dolly di Edinburg, Skotlandia. Dolly bukan domba biasa : Ia adalah mamalia pertama yang lahir dari kloning sel dewasa. Jadi, ia direproduksi secara aseksual dalam bentuk kloning yang direkayasa genetik, ketimbang proses normal apapun. Hebatnya, ia menunjukkan kemampuan untuk bereproduksi gaya lama saat tanggal 23 april 1998, ia sendiri melahirkan anak bernama Bonnie. Walau kelahiran Dolly dan Bonnie memunculkan harapan, mereka juga memunculkan rasa takut. Kalau mamalia besar saja seperti domba dapat di klon, apalagi manusia? Sejak tahun 1993 sudah ada usaha untuk mengkloning janin manusia sebagai bagian dari studi fertilisasi in vitro (perkawinan luar tubuh). Tujuannya untuk mengembangkan telur subur dalam tabung uji dan kemudian menanamkannya dalam rahim wanita yang tidak bisa hamil. Telur subur ini, walau begitu, tidak berkembang sampai tahap yang cocok untuk di transplantasikan ke rahim manusia. Lalu tanggal 13 oktober 2001, para ilmuan dari Advanced Cell Technology di Worcester, Massachusetts, berhasil mengklon janin manusia. Mereka belum membuat hidup manusia, tapi mereka mengembangkan sumber jaringan syaraf dan jaringan lain yang dapat digunakan untuk kedokteran dan penelitian. Tetap saja berita itu sangat menggemparkan rakyat amerika
dibalik tragedi serangan teroris 11 September. Sel manusia sudah bisa di reproduksi, dan sekali lagi tampak kalau produksi klon manusia itu mungkin dilakukan. Mudah dipahami bagaimana orang merespon dengan hati-hati berita demikian. Ketakutan ini lebih berhubungan dengan hollywood daripada sains sih. Faktanya, pencapaian perusahaan dari Massachusetts tersebut, walaupun merupakan kemajuan ilmiah yang mengesankan, masih jauh dibandingkan citra Frankenstein yang dibangun oleh para anti rekayasa genetik. “Mengkloning janin” kedengarannya dramatis, padahal kenyataannya hanya satu janin yang baru mencapai ukuran enam sel sebelum sel tersebut berhenti membelah. Cuma enam sel! Ia bahkan ga dapat dilihat oleh mata tanpa mikroskop loh. Wew, jauh banget dari yang namanya tentara klon seperti di film Star Wars itu. Kloning yang dilakukan oleh perusahaan dari Massachusetts itu adalah semacam kloning terapis, karena melibatkan produksi materi genetik untuk perawatan kondisi khusus. Itu jauh dari kloning yang bertujuan reproduktif, yang membutuhkan penanaman janin klon kedalam rahim – dan bahkan masih jauh banget dari citra klon yang dilahirkan dalam tabung uji tanpa orang tua satupun selain materi biologis yang dipakai untuk membuatnya. Gagasan demikian terkait dengan visi dari novel Aldous Huxley tahun 1932 berjudul Brave New World daripada fakta ilmiah. Dan bahkan jika manusia ingin mengembangkan teknologi demikian, akan jauh sekali di masa depan. Bahkan bisa jadi “menciptakan kehidupan” lewat cara demikian adalah mustahil, bila ya, pencapaian demikian sama halnya saat dimana kita di masa depan berhasil pergi ke tata surya lain. Ini bukan berarti kalau semua ketakutan kita pada kloning dan rekayasa genetika sebenarnya tidak beralasan; sebaliknya, itu adalah sebuah sikap skeptik yang penting. Menjadi skeptik itu bagus, sejauh kita punya alasan yang kuat untuk bersikap kritis.

B. Kloning Manusia Pada tahun 1978, David Rorvik, journalist dan novelist Amerika dalam bukunya yang berjudul "In His Image: the Cloning of a Man", mengklaim menjadi bagian dari usaha membuat kloning manusia. Sayangnya dalam pengadilan Mr David ini tidak
berhasil meyakinkan juri akan klaimnya. Selanjutnya pada November 2002, seorang ahli kandungan dan embriologi Itali, Severino Antinori, mengumumkan mengenai projek yang dikerjakan bersama teman-temannya telah berhasil dengan sukses. Orang pertama yang berhasil di klon, telah lahir pada bulan Januari 2003. Sayang banyak yang masih skeptis mengenai klaimnya ini. Februari 2004, ilmuwan Korea dan Amerika juga mengklaim terobosan ini. Woo Suk Hwan dari Seoul National University di Korea mengklaim bahwa mereka telah membuat embrio manusia yang diambil dari stem cell embrionik dan membesarkan embrio tersebut pada tikus. Seminggu sebelumnya Dr Panos Zavos juga mengumumkan bahwa timnya telah berhasil "memproduksi". Menurut Antinori saat ini ada dua wanita lain yang juga sedang mengandung bayi hasil kloning, dengan usia kandungan 27 dan 28 minggu. Namun ia menolak bertanggungjawab atas proses pengklonan terhadap kedua wanita tersebut, walaupun ia bertindak sebagai penasehat. Antinori adalah ahli kesuburan yang piawai. Ia telah mendeklarasikan keberhasilannya mengklon babi dan primata dan berhasil menerobos prosedur fertilitas konvensional dengan membuat seorang wanita hamil pada usia 62 tahun pada 1994. Kebanyakan ilmuwan setuju, reproduksi manusia dengan cara kloning memang memungkinkan. Namun mereka menekankan, eksperimen seperti itu tidak bisa dipertanggungjawabkan karena tingginya resiko kematian dan gangguan pasca kelahiran. “Upaya mengkloning manusia adalah tindakan tidak bertanggungjawab dan menjijikkan serta mengabaikan banyaknya bukti ilmiah dari 7 spesies mamalia yang sejauh ini sudah dikloning,” kata Rudolf Jaenisch, ahli kloning dari Massachusetts Institute of Technology. Ilmuwan Roslins Institute, Ian Wilmut yang berperan dalam kelahiran Dolly menegaskan, kloning pada manusia amat mengejutkan karena jumlah kegagalan yang tinggi dan kematian pada bayi yang baru lahir. Kloning pada binatang menunjukkan adanya kelemahan. Dolly, mamalia pertama yang berhasil dikloning terbukti menderita arthritis pada usianya yang masih muda. Domba betina ini dikloning dengan teknik kloning transfer inti sel somatik (sel tubuh). DNA Dolly berasal dari sel tunggal yang diambil dari sel telur induknya yang kemudian difusikan dengan sel „mammary (sel kelenjar susu). Sel yang telah bergabung berkembang menjadi embryo yang kemudian ditanamkan pada biri-biri pengganti.
C. Cara kloning Zavos melakukan hal yang berbeda dalam mengkloning manusia. Bila sebelumnya ilmuwan melakukannya dengan meletakkan embrio di tabung percobaan, Zavos langsung manaruhnya di rahim manusia. Manusia yang dikloning Zavos adalah tiga orang yang sudah meninggal. Satu di antaranya adalah embrio seorang anak berusia 10 tahun bernama Cady. Anak tersebut meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil di Amerika Serikat. Sel darah Cady telah dibekukan dan dikirim ke Zavos. Orangtua Cady setuju dengan persyaratan yang ditentukan apabila kloning embrio anaknya bisa dilahirkan dengan selamat.
D. Manusia kloning pertama Manusia kloning pertama di dunia bernama Eve, bayi perempuan itu kini berusia 5 tahun. Sehat dan kini mulai menginjak pendidikan Taman Kanak Kanak di pinggiran kota Bahama. Era manusia super mungkin bakal segera terwujud. Dunia tidak akan kekurangan stok manusia-manusia super genius sekelas Albert Einsten atau atlet handal sekelas Carl Lewis atauaktris sensual Jennifer Lopez. Manusia-manusia super itu bakalan tetap lestari di muka bumi. 100% sama persis, yang beda hanya generasinya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kedokteran telah menghilangkan ketidakniscayaan itu. Melalui teknologi kloning, siapapun bisa diduplikasi. Klaim Clonaid, perusahaan Bioteknologi di Bahama, yang sukses menghasilkan manusia kloning pertama di dunia dengan lahirnya Eve, 26 Desember 2002 lalu makin mendekatkan pada impian tersebut. Walaupun ini masih sebuah awal. Clonaid adalah sebuah perusahaan yang didirikan sekte keagamaan Raelians tahun 1997. Mereka mempercayai kehidupan di bumi diciptakan mahluk angkasa luar melalui rekayasa genetika. Eve merupakan bayi pertama yang lahir dari 10 implantasi yang dilakukan
Clonaid tahun 2002. Dari 10 implan, lima gagal. Empat bayi kloning lainnya akan dilahirkan tahun ini, bahkan bayi kloning kedua akan lahir minggu ini. Clonaid berencana mengimplantasi 20 klon manusia Januari ini. Pada saat bersamaan, para ahli independen akan diundang untuk melihat prosesnya sehingga bisa menyaksikan bagaimana contoh kloning, pertumbuhan embryo dan implantansinya. Soal kekhawatiran banyak pihak tentang ketidaksempurnaan hasil kloning pada binatang yang dijadikan model pada kloning manusia, Broisselier menandaskan, kedua prosedur itu tidak bisa dibandingkan. Masalah yang timbul pada kloning binatang merupakan hasil dari prosedur khusus yang digunakan ilmuwan untuk mereproduksi binatang. Jadi bukan pada proses kloningnya. “Kami orang-orang serius dan bertanggungjawab karena ini berhubungan dengan masalah kemanusiaan. Kami memberikan hak dan pilihan pada orang tua untuk memilih anak-anak sesuai gen mereka. Jika dalam proses kloning, peneliti Clonaid mendeteksi adanya abnormalitas, janin akan digugurkan,” katanya. Kelahiran Eve merupakan sebuah kejutan. Sebelumnya para ilmuwan bersiap menerima kelahiran bayi kloning pertama „karya dokter ahli kesuburan Italia, Dr. Severino Antinori, awal Januari 2003.

E. Keberhasilan Kloning manusia Walau dikatakan berhasil, prosedur kloning ini tidaklah sempurna. Diperlukan 227 percobaan sebelum akhirnya tercipta Dolly. Kloning pada manusia lebih rumit dengan resiko yang besar dan sangat potensial terjadi kesalahan. Para ilmuwan khawatir, penggunaan teknik ini pada manusia akan „memunculkan malformasi. National Bioethics Advisory Commission mengemukakan, penggunaan binatang guna memahami proses-proses biologi seperti dalam kasus Dolly, memberikan harapan besar bagi kemajuan dunia medis di masa depan. Namun tidak ada pembenaran untuk riset dengan tujuan menghasilkan anak manusia melalui teknik ini. Para ilmuwan juga amat risau dengan risiko medik dan ketidakpastian yang berhubungan dengan kloning manusia.
Salah satu kekhawatirannya adalah jika seorang bayi di klon, maka kromosomnya akan cocok dengan usia donor. Misalnya seorang anak hasil kloning yang berusia 5 tahun akan tampak seperti berumur 10 karena mendapat kromosom dari donor berusia 5 tahun , dengan disertai risiko penyakit jantung dan kanker. Risiko buruk juga mengintai para wanita yang memutuskan mengandung bayi kloning. Menurut ahli perkembangan embryo pada mamalia, Prof Richard Gardner, para wanita tersebut beresiko terkena satu jenis kanker yang tidak biasa dan unik pada manusia, yang menyerang rahim, yaitu choriocarcinoma. Mengacu pada berbagai risiko ini banyak negara melarang dilakukannya riset-riset kloning pada manusia. Presiden AS kala itu Bill Clinton mengeluarkan rekomendasi moratorium atau penghentian riset kloning manusia selama 5 tahun. Hampir semua agama juga melarang teknologi kloning pada manusia. Namun selain memiliki sisi gelap, penelitian kloning pada manusia sebenarnya memberikan harapan bagi masa depan dunia kedokteran. Teknik kloning memungkinkan dokter mengidentifikasi penyebab keguguran spontan, memberikan pemahaman pertumbuhan cepat sel kanker, penggunaan sel stem untuk meregenerasi jaringan syaraf, kemajuan dalam penelitian masalah penuaan, genetika dan pengobatan. Kloning terhadap manusia (Eve) merupakan sebuah keberhasilan para ilmuwan Barat dalam memanfaatkan sains yang akhirnya mampu membuat sebuah kemajuan pesat – yang telah melampaui seluruh ramalan manusia. Betapa tidak, cara ini dianggap sebagai jalan untuk memperbaiki kualitas keturunan: lebih cerdas, kuat, rupawan, ataupun untuk memperbanyak keturunan tanpa membutuhkan proses perkembangbiakan konvensional. Revolusi kloning manusia ini semakin memantapkan dominasi sains Barat terhadap kehidupan manusia, termasuk kaum Muslim. Apalagi, efek berikutnya dari perkembangan revolusi ini yaitu penggunaan dan pemanfaatannya akan selalu didasarkan pada ideologi tertentu. Bagi kaum Muslim sendiri, meskipun eksperimen ilmiah dan sains itu bersifat universal, dalam aspek penggunaannya harus terlebih dulu disesuaikan dengan pandangan hidup kaum Muslim. Persoalan yang pertama adalah terkait dengan kontroversi adanya “intervensi penciptaan” yang dilakukan manusia terhadap “tugas penciptaan” yang semestinya dilakukan oleh Allah SWT. Dan persoalan yang kedua adalah bagaimana posisi syariat menghadapi kontroversi pengkloningan ini. Apakah syariat mengharamkan atau justru sebaliknya menghalalkan?

F. Pro dan Kontra
Bertolak dari manfaat dan mudlaratnya teknologi kloning ini, agamawan, ahli politik, ahli hukum dan pakar kemasyarakatan perlu segera merumuskan mengenai aturan pemakaian teknologi kloning. Sebab ditangan ilmuwan „hitam, kloning bisa menjadi malapetaka. Seorang anggota kelompok Raelian, Brigitte Boisselier mengatakan, bukti ilmiah akan diajukan segera, jika saya tidak mengajukan bukti ilmiah, pasti Anda mengatakan saya telah mengarang cerita. Jadi satu-satunya cara adalah kami akang mengundang seorang pakar independen ke tempat orang tua bayi itu. Di sana ia bisa mengambil contoh sel dari bayi dan ibunya, untuk kemudian membandingkannya. Jadi, Anda akan mendapatkan bukti. Raelian sejauh ini dikenal sebagai sekte agama yang percaya bahwa kehidupan di luar angkasa telah menciptakan kehidupan di bumi. Kelompok yang mendapat pengakuan resmi pemerintah negara bagian Quebec, Kanada, sebagai gerakan agama di tahun 1990-an ini mengklaim memiliki 55 ribu anggota di berbagai penjuru dunia, termsuk Amerika. Kelompok ini memilki sebuah taman yang terbuka untuk umum bernama UFOland, dekat Montreal..Hukum cloning menurut agama sperma dan telur dan diberi roh/jiwa oleh Tuhan pada hari ke-X setelah masa masuknya sperma ke dalam sel telur. Ajaran mengenai penciptaan manusia yang selanjutnya berhubungan dengan kelahiran manusia di dunia merupakan sentral utama ajaran Agama mengingat hidup dan mati merupakan misteri terbesar manusia sejak manusia pertama kali menghuni bumi. Dari misteri kehidupan (lahir-mati) manusia, maka ajaran untuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangan menjadi pedoman bagi manusia yang telah diciptakan oleh Tuhan melalui proses pertemuan sel sperma dan sel
telur. Semua itu tercatat secara jelas dalam kitab suci. Salah satu kegiatan yang bertentangan langsung dengan intisari mayoritas ajaran Agama adalah kloning manusia.
Ditulis oleh Dewan Asatidz
Belakangan ini di media mass (televise, Koran, internet) memberitakan tetang Cloning Manusia dan sudah berhasil, yang saya tanyakan bagaimana hukum cloning tersebut menurut islam, demikian terimakasih Assalamu'alaikum wr. wb. Belakangan ini di media mass (televise, Koran, internet) memberitakan tetang Cloning Manusia dan sudah berhasil, yang saya tanyakan bagaimana hukum cloning tersebut menurut islam, demikian terimakasih wassalam wr.wb Imron Jawab: Assalamu'alaikum wr. wb. Dalam kitab-kitab klasik belum (atau mungkin malah tidak) ditemukan pendapat-pendapat pakar hukum Islam mengenai hukum spesifik cloning. Namun, metode pengambilan hukum-melalui kaidah-kaidah ushul fiqh-yang telah digunakan mereka bisa dijadikan panduan untuk mengambil dan menentukan kasus-kasus hukum yang akan terjadi berikutnya. Karena belum (mungkin juga tidak) ditemukannya rujukan dari kitab-kitab hukum terdahulu, para ahli hukum sekarang masih memperdebatkan masalah ini dan belum ditemukan kesepakatan final dalam kasus yang menyeluruh. Di sini kami akan kemukakan beberapa pendapat sebagian ahli hukum Islam masa kini mengenai kasus cloning ini. Pendapat ini kami kutip dari kajian yang dibuat Badan Kajian Keislaman (Majma' al-Buhأ»ts al-Islأ¢miyyah), Kairo, Mesir. Cloning terhadap tumbuh-tumbuhan atau hewan asalkan memiliki daya guna (bermanfaat) bagi kehidupan manusia maka hukumnya mubah/halal. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini diciptakan untuk kesejahteraan manusia (lihat surat al-Baqarah/2:29 dan surat al-Jأ¢tsiyah/45:13). Adapun hukum meng-cloning manusia, terdapat rincian tersendiri. Tergantung cara cloning yang dilakukan. Paling tidak ada empat cara yang bisa dilakukan dalam cloning: Cara pertama, cloning dilakukan dengan mengambil inti sel (nucleus of cells) "wanita lain (pendonor sel telur)" yang kemudian ditanamkan ke dalam ovum wanita kandidat yang nekleusnya telah dikosongkan. Cara kedua, cloning dilakukan dengan menggunakan inti sel (nucleus) "wanita kandidat" itu sendiri, dari sel telur milik sendiri bukan dari pendonor. Cara ketiga, cloning dilakukan dengan
menanamkan inti sel (nucleus) jantan ke dalam ovum wanita yang telah dikosongkan nukleusnya. Sel jantan ini bisa berasal dari hewan, bisa dari manusia. Terus manusia ini bisa pria lain, bisa juga suami si wanita. Cara keempat, cloning dilakukan dengan cara pembuahan (fertilization) ovum oleh sperma (dengan tanpa hubungan sex) yang dengan proses tertentu bisa menghasilkan embrio-embrio kembar yang banyak. Pada kasus dua cara pertama, pendapat yang dikemukakan adalah haram, dilarang melakukan cloning yang semacam itu dengan dasar analogi (qiyas) kepada haramnya lesbian dan sadduzarai' (tindakan pencegahan, precaution) atas timbulnya kerancuan pada nasab atau sistem keturunan, padahal melindungi keturunan ini termasuk salah satu kewajiban agama. Di alin pihak juga akan menghancurkan sistem keluarga yang merupakan salah ajaran agama Islam. Pada cara ketiga dan keempat, cloning haram dilakukan jika sel atau sperma yang dipakai milik lelaki lain (bukan suami) atau milik hewan. Jika sel atau sperma yang dipakai milik suami sendiri maka hukumnya belum bisa ditentukan (tawaquf), melihat dulu maslahat dan bahayanya dalam kehidupan sosial. Untuk menentukan hukum pastinya harus didiskusikan dahulu dengan melibatkan banyak pakar dari berbagai disiplin ilmu, yang meliputi ilmuwan kedokteran, ilmuwan biologi (geneticist, biophysicist, dkk), sosiolog, psikolog, ilmuwan hukum, dan agamawan (pakar fiqh). Jika hasilnya bisa membikin kacau tatanan masyarakat (karena banyak orang kembar, sehingga jika ada tindak kriminal atau kasus hukum lainnya susah diidentifikasi, dan mungkin efek-efek lain) maka hukumnya tidak boleh, haram. Cara mengatasinya dengan melihat maslahah dan madharatnya. Jika hukum cloning sudah menjadi keputusan haram atau halal, maka tentu bisa ditindak lanjuti melalui lembaga-lembaga yang berwenang untuk melarang atau menjatuhkan sanksi bagi para pelanggarnya. wa 'l-Lah-u a'lam Wassalam Shocheh Ha.


Daftar pustaka
Sumber :
http://www.voanews.com/indonesian/archive/2003-01/a-2003-01-22-13-1.cfm
15 Agustus 2009
Sumber Gambar:
http://www.diplomatie.gouv.fr/en/IMG/jpg/49dossier97.jpghttp://bioteknologiindonesia.blogspot.com/2009/08/kloning-manusia-di-amerika-serikat.html
http://www.faktailmiah.com/2010/06/24/percobaan-kloning-manusia.html

wah-wah gimna nih sob dengan artikel di atas sangat amazing bukan... teknologi di bidang biologi juga berkembang sangat pesat.. nih gue mau nyoba kloning ayam gue hahahahaha.. lu sob kgak mau coba keloning ap gitu, pacar kek biar banyak.cip. sekian salam dari gue .............trim

No comments:

Post a Comment