JAKARTA, KOMPAS.com — Ritme kerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dapat dikatakan berbeda apabila dibandingkan dengan pemerintahan-pemerintahan sebelumnya. Mengapa demikian?
Bagaimana tidak, di hari pertamanya menjabat sebagai Gubernur, Jokowi sudah melakukan aksi blusukan atau turun ke lapangan melihat permasalahan yang ada. Adapun Basuki bertugas untuk mengawasi birokrasi dan anggaran di dalam tubuh Pemprov DKI. Aksi blusukan Jokowi itu turut serta mengajak para kepala dinas dan pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait di DKI.
Pada hari pertamanya setelah dilantik pada 16 Oktober 2012 lalu, masih terbayang di benak kita, Jokowi turut mengajak Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono, mantan Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Novizal, mantan Kepala Dinas Kebersihan DKI Eko Bharuna, mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Ery Basworo, dan mantan Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Catharina Suryowati. Mereka turut mengikuti langkah Jokowi menyusuri sudut kota Jakarta. Saat itu, Jokowi blusukan ke Pademangan, Tanah Tinggi, dan Bukit Duri. Blusukan itu terus berlanjut hingga menjelang satu tahun pemerintahan Jokowi-Basuki pada Selasa (15/10/2013).
Siapa sangka, ritme kerja Jokowi, yang menuntut pegawainya untuk bekerja cepat, membuat Novizal memilih mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI. Novizal memilih untuk pensiun dini. Kemunduran Novizal dari Pemprov DKI cukup mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, ia dikenal sebagai salah seorang pejabat DKI yang berkinerja baik dan bersih. Novizal mengajukan pengunduran diri karena alasan kesehatan. Bersamaan dengan itu, Novizal juga mengajukan pensiun dini pada 1 Maret 2013, padahal sejatinya ia baru pensiun pada 1 Desember 2013. Alasan utama pengunduran dirinya adalah kesehatan dan memiliki rekam penyakit lever.
Pada Selasa (12/2/2013) lalu, Novizal bercerita bahwa ia telah mengidap penyakit lever hingga waktu yang cukup panjang. Akhirnya, pada tahun 1994, ia dinyatakan sembuh total dari penyakit tersebut. Walaupun sudah sembuh total, ia melihat beban kerja semakin meningkat dan tidak ingin mengecewakan Gubernur Jokowi.
"Kalau saya paksakan, takut penyakit saya muncul lagi. Kalau saya tidak kerja optimal, saya takut Pak Gubernur menjadi kecewa," kata Novizal saat itu.
Novizal yang diangkat sebagai mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pada 18 Januari 2012 itu juga membantah bahwa pengunduran dirinya karena terkait permasalahan pungutan liar di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda. Dalam peristiwa itu, Jokowi mencopot jabatan Kepala Unit Pelaksana Teknis Rusun Marunda Kusnindar.
Dalam pengalaman kerjanya, Novizal pernah menjadi Kepala Seksi Simpang Tak Sebidang, kemudian naik menjadi Kepala Bidang Jembatan, dan menjadi Wakil Dinas Pekerjaan Umum DKI. Pada 14 Februari 2013, Jokowi melantik Yonathan Pasodung sebagai Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI menggantikan Novizal. Novizal menjadi pejabat pertama dalam sejarah birokrasi Pemprov DKI yang mengundurkan diri dari jabatannya.
No
|
Salah Diksi
|
Perbaikan
|
Alasan/Analisis
|
1.
|
Ritme kerja Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dapat dikatakan berbeda apabila
dibandingkan dengan pemerintahan-pemerintahan sebelumnya.
|
kerja
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta
Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dapat
dikatakan berbeda apabila dibandingkan dengan pemerintahan-pemerintahan
sebelumnya.
|
Ritme untuk mengetahui
lama atau tidaknya sebuah ketukan hal ini tidak cocok untuk penambahan kata
kerja
|
2.
|
Jokowi
sudah melakukan aksi blusukan atau turun ke lapangan melihat permasalahan yang
ada.
|
Jokowo sudah melakukan
tinjauan ke lapangan melihat permasalahan yang ada.
|
Kata blusukan tidak
formal tidak ada dalam kamus besar bahasa Indonesia.
|
3.
|
Mereka turut mengikuti langkah Jokowi menyusuri sudut kota Jakarta
|
Mereka turut mengikuti
langka jokowo menyusuri kota jakarta
|
Karena kata sudut
disini hanya bias tidak jelas, karena kota tidak meiliki sudut, sudut hanya
dimiliki di ruang dan bangun
|
4.
|
Adapun
Basuki bertugas untuk mengawasi birokrasi dan anggaran di dalam tubuh Pemprov DKI
|
Adapun basuki bertugas
untuk mengawasi birokrasi dan anggaran di dalam Pemprov DKI
|
Kata tubuh tidak bias di
gunakan untuk sebuah lembaga
|
5.
|
Kalau saya paksakan, takut penyakit saya muncul lagi
|
Kalau saya paksakan, takut penyakit saya kambuh
lagi
|
Dalam penulisan
penyakin yang muncul lagi seharusnya kambuh lagi
|
6.
|
Dalam peristiwa itu, Jokowi mencopot jabatan Kepala Unit Pelaksana Teknis Rusun Marunda
Kusnindar. |
Dalam peristiwa itu, Jokowi melepas jabatan Kepala Unit Pelaksana Teknis
Rusun Marunda Kusnindar. |
Mencopot kata yang tidak formal
|
No comments:
Post a Comment